Galau?

huuhuuhuuuu...

Semangaaaaatttt..!

Love your job and be proud.

Iyes!

Bekerja sambil belajar.

Masih galau lagi?

No! No! No! Be happy laahhh...!

Ayo ngeblog!

Masa kalah sama Babu Ngeblog?

Sungguh Truwelu


Mar 16, '11 11:02 PM
for everyone
"Gila! Ini terlalu!" kataku. Tak hanya dalam hati juga pun keluar dari mulut ndowehku yang seksi. Bukan aku menggerutu atas tugasku kemarin hari saat bos memberiku berlembar-lembar uang ratusan dolar hongkong yang kalau dirupiahkan hampir mendekati tiga  juta. Uang yang kemudian berbuntut pemburtuanku atas makanan yang diproduksi oleh negara tetangga yang lagi terkena musibah, Jepang.

Bos mendadak kelabakan, seperti ayam yang hendak bertelur, mondar-mandir kesana kemari mengikuti setiap gerakku sambil memberiku instruksi ini dan itu. Bukan pula aku menggerutu akan tugasku yang mendadak banget menjadi berjibun dan menghabiskan hampir lima jam waktuku, bukan, bukan itu.

Tapi lebih dari itu, perintah dari si bos menurutku agak terlalu. Aku disuruhnya membeli bahan makanan buatan Jepang yang menjadi makanan momonganku sehari-harinya. Empat bungkus chicken wings yang perbungkusnya mencapai tiga ratus ribu, 6 seaweed yang perkalengnya seratus dua puluh ribu, 6 mi kering yang perbungkusnya empat puluh ribu, 4 macaroni yang perbungkusnya tiga puluh ribu, saous kikkoman, salad dressing, mi udon, wijen, dan sebagainya.. dan sebagainya. Bah! Terlalunya itu karena aku diharuskan membeli untuk  persediaan 6 bulan ke depan.

Kegilaan semacam ini rupanya tak hanya terjadi pada bosku, teman-temanku yang lain juga menggerutukan hal yang sama, bos mereka juga gila hunting makanan produk Jepang.

Musibah yang menimpa Jepang, gempa dan tsunami itu, menjadikan penyetopan secara mendadak stok makanan dari Jepang. Yah tentu saja, pemerintah Jepang tentu lebih mendahulukan untuk memenuhi kebutuhan perut warganya daripada ekspor. Banyak warga korban dari bencana tersebut yang kekurangan makanan bahklan juga air bersih, belum lagi radiasi yang terjadi menyebabkan ruang gerak sekaligus kemungkinan negara itu untuk bangkit dari bencana sedemikian beratnya.

Di saat ribuan orang kelaparan di sana, banyak warga Hong Kong yang gila. Aku sungguh mengutuk ini. Terlalu!


repost dari Multiply

Yopi Ga Jadi Minta Hadiah

Yopi namanya. Mungil, cantik, lincah, periang, berhidung mancung, pandai dan berbakat.

Semua siswa-siswi hingga guru di SD Lebak II mengenalnya, bahkan banyak orang tua murid juga mengenalnya. Karena selain selalu menjadi ranking pertama di kelasnya, Yopi juga pandai menari dan menyanyi. Tari apa saja dia bisa. Tari kelinci, tari gambyong, tari remo, tari jaipong, tari India, modern dance juga bisa. Lagu apapun juga bisa dinyanyikannya. Lagu Jawa, dangdut, pop, anak-anak, rok hingga seriosa. Pokoknya prestasi Yopi enggak kalah dibandingkan dengan Brandon de Angelo ataupun Putri Ayu dari Indonesia Mencari Bakat tahun 2010 yang lalu.

Di ruang belajarnya berjejer belasan piala dari lomba menari dan menyanyi yang telah dimenangkannya. Inilah yang membuat mama, papa, teman sekolah dan guru-gurunya bangga. Yopi telah berhasil mengangkat nama sekolah SD Lebak II
sekaligus membuat bangga mama dan papanya.

Selain piala-piala dan hadiah yang diperolehnya dari menang lomba, Yopi juga mendapatkkan beberapa hadiah dari papa mamanya. Ada boneka monyet yang lucu hadiah dari papa saat dia jadi ranking pertama kelas dua kemaren, ada HP yang berwarna merah muda dengan pernik mickey mouse hadiah dari mama saat dia naik kelas tiga, ada MP3 hadiah ulang tahunnya tiga hari yang lalu saat dia genap sembilan tahun dan masih banyak lagi hadiah-hadiah yang lain. Setiap kemenangan yang diraihnya Yopi selalu meminta hadiah dari papa mamanya. Begitu juga kemarin saat Yopi menang lomba nyanyi sekabupaten, Yopi merengek minta dibelikan HP, padahal dia sudah punya.

"Beliin HP dong ma," rajuk Yopi saat mereka sedang duduk berdua sore itu.

"Lha kemarin khan sudah," jawab mamanya kalem.

"Yah mama, yang kemarin itu sudah setahun yang lalu, udah ga keren lagi," rengek Yopi.

Mama menghela nafas, kemudian meletakkan majalah yang dibacanya di meja kecil di samping kanannya.

"Khan masih bisa dipakai sayang," kata mama.

"Ya masih bisa dipakai tapi sudah butut, mana ga ada MP3-nya lagi, huuh kuno banget!" gerutu Yopi.

"Mama aja masih pakai yang seperti itu, lihat nih," kata mama sambil menunjukkan HPnya kepada Yopi.

"Yee.. mama. Mama khan enggak kemana-mana, cuma buat nelpon papa sama Yopi doang," sungut Yopi.

"Eh siapa bilang? Mama ke arisan, ikut ngaji, belanja atau kondangan juga kok," jawab mama sambil senyum.

"Tapi Yopi khan bawa ke sekolah ma. Trus kalau temen-temen Yopi ngelihat HP butut ini khan trus Yopi jadi malu," rengek Yopi sambil cemberut.

"Ya itulah dia Yop. Mama juga ketemu temen-temen mama dan mereka ngelihat HP mama tapi mama ga malu kok," kata mama.

"Mama nyuruh kamu bawa HP ke sekolah khan tujuannya biar mama bisa komunikasi sama kamu kalau pas jemput kamu ke sekolah. Kalau semisal mama telat atau kamu pulangnya awal atau gimana khan bisa nelpon, gitu," jelas mama lagi.

"Lhah papa aja punya HP keren, dua lagi," tukas Yopi.

"Papa khan buat kerja, sayang. HP papa khan nyambung dengan internet biar papa bisa ngecek e-mail kapanpun. Punya HP khan dilihat kebutuhannya, sayang. Enggak cuma karena ingin, trus beli. Enggak cuma karena gengsi, trus harus beli," jelas mama dengan suara lembut.

"Pokoknya beliin! Masak Yopi menang lomba nyanyi mama ga ngasih hadiah," bentak Yopi kemudian beranjak dari tempat itu. Dia kemudian berlari menuju kamarnya. Mama geleng-geleng kepala.

Braak..! suara pintu dibanting dengan kerasnya. Tangan kecil Yopi kemudian meraih remote VCD player. Sedetik kemudian mengalunlah musik hiphop Kate De Luna dengan lagu Whine up yang merupakan lagu favoritnya. Lagu itu segera mengantarnya ke alam mimpi.

Dalam mimpinya Yopi keheranan. Dandanannya sudah berubah. Bukan lagi memakai rok hitam dan kaos biru lagi tetapi dia sekarang memakai celana kulit berwarna kuning dipadu dengan jaket kulit hitam. Yopi juga meraba rambutnya dan merasakan perbedaan juga. Ketika Yopi bercermin, dilihatnya rambutnya diatur indah dengan jeli warna-warni, wajahnya juga ada sedikit make up. Yopi terlihat keren banget saat itu.

Dan yang lebih mengherankannya, saat itu dilihatnya Kat De Luna memakai kostum yang sama dengannya dan melambai sambil berteriak, "Yo! Yopi! Let's dance!"

"Nyayi dan dance duet bareng Kat De Luna?" tanya Yopi dalam hati hampir tidak percaya. Tapi kemudian musik menghentak dan Deluna menariknya menuju ke tengah panggung. Di sana mereka menari dan menyanyi berdua disaksikan oleh ribuan penonton dan disiarkan langsung di TV.

Hati Yopi senang sekali. Dia sudah melupakan kejengkelannya kepada mamanya sore tadi, dia juga melupakan keinginannya untuk memiliki HP keren.

Musik berhenti. Yopi dan De Luna melambaikan tangannya kepada penonton dan disambut dengan tepuk tangan dan teriakan yang membahana.

"Yo! Yopi and De Luna! Yo! Yo! Yo!"

Di ruang ganti Yopi berbincang dengan De luna, dan ternyata Deluna bisa berbahasa Indonesia.

"Saya senang sekali bisa duet bareng kamu," kata Yopi.

"Oh, aku juga senang sekali, kamu sungguh berbakat. Aku yakin kamu bisa seperti aku nanti," kata Kat tulus. Kat terlihat kebingungan mencari-cari sesuatu. Dibongkarnya tasnya dan dicarinya sesuatu dari dalamnya.

"Cari apa?" tanya Yopi.

"Mmm..HP. Aku mau nelpon mamaku, ngabarin tentang konserku hari ini denganmu," jawabnya.

"Yop, boleh pinjem HPnya ga? Aku mau misscall HPku. Kalau ada suaranya khan gampang nyarinya," kata Kate.

"HPku jelek," jawab Yopi. Dia merasa malu sekali menunjukkan HPnya pada artis pujaannya.

"Jangan gitu, yang penting khan bisa dibuat komunikasi, punya HP bagus kalau enggak ketemu seperti HPku juga ga bisa dipakai khan?" kata Deluna.

"Iya juga ya," pikir Yopi.

Yopi kemudian mengulurkan HPnya kepada kepada De Luna. Setelah berterima kasih, Kat De Luna segera mendial nomer HPnya dan seketika terdengarlah nada dering dari HP Deluna yang rupanya terselip diantara baju-bajunya.

"Nah ketemu deh, makasih ya Yop," kata Deluna.

"Lho kok HPnya mirip punyaku," kata Yopi keheranan.

"Iya. Aku sms dan telpon mama dan temen-temenku juga pakai HP ini," jawab Deluna.

Yopi melongo, tiba-tiba saja dia merasa berdosa dan menyesal telah bicara kasar dengan mamanya sore tadi. Belum selesei rasa berdosa dan menyesal, tiba-tiba Yopi dan Kat Deluna dikagetkan oleh suara.

Tok.. tok.. tok... Tok.. tok.. tok... Suara pintu Yopi diketuk dari luar. Suara itulah yang kemudian mengakhiri mimpi indah Yopi.

"Yop, mandi dulu. Udah jam lima lho," kata mama memanggil.

"Iya maa..," jawab Yopi.

Diambilnya handuk dan baju gantinya dan segera dia membuka pintu dan berjalan menuju kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Melihat Yopi, mama segera mengulurkan segelas jus jeruk yang baru saja selesai dibuatnya.

"Makasih ma," kata Yopi.

Mama tersenyum.

"Ma, ga usah beli HP ya," kata Yopi tiba-tiba.

Mama tersenyum lagi, agak terkejut juga keheranan mendengar kata-kata Yopi barusan.

"HP yang setahun lalu mama beliin masih bisa kok, mending uangnya ditabung aja ya ma," kata Yopi lagi.

"Iya Yop, baguslah kalau kamu ngerti. Soalnya khan kamu udah mau naik kelas empat jadi ada kebutuhan yang lain yang lebih penting untuk sekolahmu," kata mama.

"Iya ma. Maapin Yopi tadi teriak-teriak sama mama ya," kata Yopi sambil memeluk mamanya



****

Jago Mbalela

"Eh elo, srakah amir, gue capek tauk," kata Jago sambil mengepak-kepakkan sayapnya lemah.

"Eh elo! Kalo gue nyuruh elo apa, ya jalan dong! Ngaca sana! Dasar ayam!" kata Doren sambil mendorong kembali Jago untuk memasuki ring.

"Gue bilang gue capek. Gue capek tauk! Gue gorok baru tau rasa lo!"

"Eh elo, ayam! Masuk sana! Lanjutkan!" perintah Doren sambil mengumpat dengan sepuluh bahasa.

Jago menjulurkan lidahnya, "Weeeek...!"
"Ini orang enaknya diapain ya, maksa-maksa mulu. Nyobain silet ini dah, biar tau rasa dia," pikir Jago sambil mengambil ancang-ancang. Tiba-tiba Jago melompat, "Ciaaaatttt....!"

"Jleb! sreeettt....cuuurrr...crooott...!"

Semua mata memandang bengong, darah Doren muncrat kemana-mana. Ke lantai, ke baju para penyabung ayam di sekitarnya, ke makhluk bersayap lainnya. Bau anyir yang rada-rada bercampur bau kari segera saja menyebar. Saat itu tak ada yang bergerak kecuali Jago yang kemudian mereyakan hari kemerdekaannya.

"Rasain lo! Mampus lo! Horeeee...gue bebassss...merdekaaa...! Kukuruyuuuuuuuukk...!" teriak Jago sambil berhiphop ala chicken dance.


----------

Itu mungkin kronologis kematian Doren, penyabung ayam asal India yang tewas di kaki ayam aduannya sendiri. Berhubung neh yang bikin kronologisnya bukan asli India dan bukan blogger biasa (ciee...) jadi cara penulisannya mungkin terkesan nyleneh, walau tanpa bisa dipungkiri pembaca pasti senyum-senyum saat menyimak kronologis nyleneh diatas (hayoo..ngakuuu..!).

Dua bulan lalu saya diherankan dengan sebuah berita tentang ayam aduan yang menggorok leher tuannya.

Sabung ayam yang kerap terjadi di Indonesia ternyata juga terjadi di negara lain, India, bahkan sepertinya di India lebih sadis lagi perlakuan mereka terhadap sang ayam. Pemilik ayam melekatkan pisau cukur di kaki ayam dengan tujuan supaya ketika ayam aduan itu sedang berkelahi bisa mencederai lawan tarungnya atau lebih parahnya membunuh lawan tarungnya. Tak jarang tampak banyak ayam-ayam yang berkelonjotan berlumuran darah karena kalah perang, bahkan tak jarang pula ayam petarung tersebut mati demi keegoisan dan kerakusan para penyabung ayam.

Saat itu (20/1), Doren, pemilik ayam aduan, terus mendorong ayamnya untuk kembali ke ring. Gladiator berbulu yang sudah kelelahan ini enggan untuk kembali ke medan perang dan terus berusaha melarikan diri, tapi lagi-lagi Doren mendorong ayamnya untuk kembali memasuki ring. Akhirnya binatang itu tidak tahan lagi dan menyerang Doren dengan mendaratkan kakinya dengan kekuatan penuh ke leher orang yang setiap hari memberinya makan. Tak ayal terjadilah pertumpahan darah yang tak seperti biasanya yang membuat manusia-manusia di sekitar ring itu terkejut sekaligus membuat beberapa ayam di ring bingung.

Beberapa pemberitaan akhir-akhir ini menunjukkan sebuah keganjilan dari perilaku hewan-hewan di sekitar kita. Sebagai contoh, sebuah ular python terlihat menggendong kodok di punggungnya saat melarikan diri dari banjir di Australia awal Agustus lalu. Hewan melata, unggas dan bahkan serangga, merekapun menerima pesan dari-Nya untuk bersatu dan bersolidaritas demi keadilan dan keselamatan, termasuk selamat dari manusia yang superior dan egois. Dalam hal ini, ayam jago yang "mbalela" tersebutpun berhasil memerankan tokoh Spartacus dalam hidupnya. Jago berhasil menggugat ke-ayam-an dan keadilan, ke-ayam-an yang adil dan beradap dan keadilan sosial bagi seluruh ayam petarung di dunia.

Namun apa yang kemudian terjadi pada gladiator berbulu tersebut tidak diketahui. Mungkin ayam tersebut sudah diumpetin oleh penyabung ayam lainnya atau mungkin sudah merdeka dan poligamy dengan ayam-ayam betina yang memujanya atau entahlah.

Jika saya adalah keluarga dari Doren, saya akan membalas dendam dengan segera menangkap kemudian menggorengnya atau menyajikannya menjadi kari ayam atau tandoori chicken dengan menambahkan yogurt banyak-banyak supaya lebih lezat. Tetapi sebagai orang yang baik-baik sekaligus seorang warga negara Indonesia, saya kok jadi mempunyai pemikiran lain. Saya cenderung ingin menyelamatkan Jago dari tangan-tangan orang India untuk kemudian membawanya ke Indonesia. Mengarak Jago itu keliling Indonesia dan menobatkannya sebagai "Pahlawan Demokrasi". Membuat spanduk dan bendera kecil-kecil yang pasti nantinya bakal laris manis melebihi larisnya Blackberry. Menjadikan Jago sebuah merk untuk kaos, gaun, rok, jeans, BH hingga celana dalam dan G-string. Membuat grup di Face Book dan mencari member sebanyak-banyaknya. Dan ah, setelah cukup sukses dan populer bisa dikembangkan lagi menjadi sebuah partai demokrasi berlambang ayam jago. Menarik bukan?

Menjadikan Jago sebagai Pahlawan Demokrasi jauh lebih pas dan tak beresiko ketimbang mencalonkan seseorang yang belum tentu bisa diteladani.