Galau?

huuhuuhuuuu...

Semangaaaaatttt..!

Love your job and be proud.

Iyes!

Bekerja sambil belajar.

Masih galau lagi?

No! No! No! Be happy laahhh...!

Ayo ngeblog!

Masa kalah sama Babu Ngeblog?

Pedoman Babu


1. Bangun tidur cari SAPU
2. Majikan pergi mapan TURU
3 Selesai masak makan DULU
4. Selesai mandi dandan AYU
5. Kalo dah nganggur cepat utang KARTU, dijamin bisa ngguyu n tambah lemu.

Kalo kamu kerjakan kelima pedoman itu,jangan kaget menerima hadiah surprise dari BOSMU. Karena berupa tas besar berisikan semua BAJUMU, n di suruh cepat2 cari EJENMU...


YA ALLAH semoga ini ga akan terjadi padaku dan juga temen2KU...
Walo kita sering melakukan ITU...

(kumpulan sms gila)

Beraraklah Awan Pilu



Jumat tgl 26 Okt kemaren aku mendapat sebuah buku, kiriman dari bang Latip yang ada di Malaysia sana. Merupakan keberuntunganku menemukan blog bang Latip(www.latiptalib.blogspot.com), karena ternyata beliau itu orang tersohor di Malaysia. Novelis yang bergelar datuk tapi lebih suka dipanggil pak atau bang ini merupakan penulis novel perjuangan sejarah islam. Beraraklah Awan Pilu memenangi tempat ketiga hadiah Sastra Kumpulan Utusan pada 2005(Malaysia tentunya). Novel berkategori remaja yang sarat akan pesan positif ini ternyata di dasari oleh pengalaman pribadi beliau.
Novel ini setebal : 246 halaman, terbitan Exxon Mobil.

RINGKASAN CERITA
Dalam novel tersebut menceritakan tentang... Syafiq seorang pemuda Malaysia yang berkelana untuk mencari bapaknya ke negeri Brunei. Dia hanya berbekal sebuah cincin kawin, selembar foto mendiang ibu dan bapak yang sedang dicarinya dan beberapa uang saja. Di atas pesawat yang membawanya ke Brunei dia berkenalan dengan Marissa, seorang gadis yang sombong.

Perangai Shafiq yang sopan dan santun serta kepercayaannya kepada Tuhan membawakan dia dipercayai dan didoakan oleh setiap orang yang ditemuinya di jalan.
Mungkin adalah keberuntungan karena dia bertemu dengan Marissa lagi, kali ini ban mobil si gadis kempes tertancap paku, sedang mesin mobilpun susah dijalankan. Shafiq membantunya. Sepeninggal si gadis itu ditemukannya sebuah dompet,milik si gadis yang terjatuh. Dan karena Shafiq adalah pria yang jujur maka di kembalikannya dompet tersebut kepada pemiliknya.

Lagi-lagi sebuah keberuntungan, Dato'Mansor/ayah Marissa mempunyai wajah yang serupa dengan foto bapaknya(bapak Shafiq). Shafiqpun berniat untuk mencari tahu kebenarannya, diterimalah tawaran untuk menjadi sopir di keluarga itu.
Perangai Dato' Mansor dan Datin Siti amatlah beda. Kalau sang Dato' adalah orang yang ramah dan berbelas kasihan, maka Datin adalah seorang yang sombong dan suka merendahkan orang sama halnya dengan Marissa.

Berbagai suka duka dijalani di keluarga tersebut, Marissa pun melunak dan berubah perangai terhadap Shafiq. Sedang Datin masihlah sama. Sampai akhirnya Dato' tertusuk pisau oleh ulah penjambret sekeluarnya dia dari sebuah Bank, Demi menolong nyawa sang Dato', Shafiq mendonorkan darahnya. Darah yang sama rupanya benar-benar mengalir dari tubuh mereka.

Hal yang menimpa Dato' Mansor itu membawa perubahan dalam diri Datin, beliau sedikit melunak hatinya. Dan sekembalinya sang Dato' membawa pengakuan. Diceritakannya kepada Datin kalau di pernah menikah di Malaysia dan bahwasanya Shafiq adalah anak kandung satu-satunya(Marissa hanya anak pungut).
Damai di keluarga Dato' Mansor. Namun Shafiq berkeinginan untuk pulang ke Malaysia. Meneruskan cita-citanya. Sebulan kemudian Dato/ Mansor, Datin Siti dan Marissa menyambangi Shafiq di kampungnya. Sebuah hajatan dilakukan untuk mendoakan mendiang Kalsom(ibu Shafiq) dan juga untuk membenarkan cerita tentang siapa bapak Shafiq yang sebenarnya. Maka telah beraraklah awan pilu.

TANGGAPAN SAYA TENTANG NOVEL INI
Judul yang bagus, sesuai sekali dengan isi cerita. Novel ini di tulis dengan gaya bahasa yang sederhana tapi mengena. Bahasa Melayu dan bahasa Indonesia tidaklah jauh beda. Hanya saja mungkin ada beberapa kata yang tidak lazim digunakan di Indonesia dan itu membuat saya membacanya berulang-ulang untuk mendapatkan maklumat yang sebenarnya(mungkin juga karena saya terlalu bodoh).
Gaya tarik dari novel ini menurut saya adalah kemampuan bang Latip untuk menyisipkan tentang bencana yang menimpa Aceh dan juga sejarah tentang negara-negara terdahulu. Dan juga pesan-pesan positif keagamaan(islam) tanpa perlu menuliskan dalil-dalil islam kedalamnya.

BUAT BANG LATIP
Kabarnya novel-novel bang Latip hendak diterbitkan di Indonesia, selamat/tahniah!!
Semoga mereka(orang-orang di Indonesia) sama antusiasnya seperti saya. Dan semoga bang Latip diberi kesehatan untuk terus berkarya. Amin.

Kisah Reni

Sebuah kisah nyata ini dialami oleh salah seorang temanku. Sebut saja namanya Reni. Gadis asal Bandung yang lahir hampir bersamaan denganku ini mempunyai satu kelebihan, yaitu lemak.

Lemak, bagi seorang wanita umumnya adalah sebuah momok, menakutkan. Wanita mana seh yang menginginkan perut besar, kaki gajah, tangan seperti gebuk maling? Pastinya ga ada. Dan itu termasuk Reni. Sering dia mengeluhkan ini padaku, sering juga dia mengagumi akan kekurusanku. Padahal aku sendiri seh ingin agak gemukan dikit.

Rabu itu kesialan terjadi pada Reni, dia menyebutnya demikian. Termination yang juga adalah suatu hal yang menakutkan bagi BMI(BMI= buruh migran Indonesia/TKW), yang artinya pemutusan hubungan kerja sepihak yang dilakukan oleh majikan terhadap pembantunya, hari itu terjadi pada Reni. Kenapa?
Sebuah invoice/tagihan di temukan. Rupanya temenku Reni lupa mengambil surat2 buat majikannya. Kebetulan si bos mengecek kotak surat hari itu. Pokoknya sial deh, aku ga nyalahin si bos kalau dia seketika marah melihat invoice dengan tulisan merah. Bos mana yang mau kalau babunya ternyata menimpuk hutang di luar sana?

Yang aku sayangkan dari sikap Reni adalah, waktu dia menelponku dan bilang "Ri, aku ngebreak kontrak" Padahal kenyataannya adalah sebaliknya. Dia di terminit bukan dia yang break contract. Mengapa harus bohong? Aku paling ga suka ama kebohongan, ku pikir dia tau akan hal itu tapi ternyata tidak.

Kisah sebenarnya baru aku ketahui hari jumat dari bos dia yang kebetulan adalah kawan karib bosku. Waktu itu mereka lagi "ngrasani Reni" dan aku mendengarkannya. Halah ternyata ngrasani itu bukannya hal wajar bagi babu saja tapi ternyata bos kalo ketemu bos juga sama. Kisah Reni ini cukup lucu, dia pinjem uang itu untuk keperluan SPA dan kecantikan dia tiap minggu, mungkin biar bisa langsing n cantik kali, buseeettt.
Spontan ngakak aku mendengarnya, seakan tak percaya "apa bener seh". Aku yang adalah seorang yang straight forward banget langsung bertanya ada bukti ga? Bos Reni tuh nunjukin invoice ke aku, invoice bukan hanya dari badan kredit uang aja tapi juga dari spa terkenal di Hongkong, ampuuuuuuuunnn deh!!

Kisah Reni ini bisa aku ambil hikmahnya, bahwa mensyukuri nikmat Allah adalah sangat penting. Makanya walo dengan hidung pesek, gigi gede2, lambe ndoweh, batuk nonong plus kutilang dara(kurus tinggi langsing dada rata) aku tetap bersyukur Alhamdulillah, aku masih normal. Satu hal lagi kejujuran, karena sewaktu aku tau kalo aku di bohongi sama Reni, hatiku sakiiit sekali. NO LIE( kalo bisa seh). Dan juga jangan sampe terjerat hutang deh, we"ll never knows what lies ahead. Iya khan?!

Srinthil 2 : Belajar Chatting

"Mbaaak...mbak Rii!" teriak Srinthil kepadaku sambil menjinjing rok panjangnya yang klengsreh nyaponi dalan. Dandanane feminin banget hari ini, walau terbilang masih kerja bakti alias masih dalam masa potongan 7 bulan untuk nyaur utang kepada agen yang telah menyalurkannya kerja di Hong Kong. Rok warna kuning kunir bosok plus kaos rada ketat warna putih di tambah tas adidas(palsu) warna item dengan garis keemasan. Waduh, boleh juga dandanane.

"Mbak Rii.. mbok mendeg delok po'o mbaak," katane dengan payudara(maap) yang naik turun karena ngos-ngosan.
"Ono opo to?" jawabku. Aku lho mau ke warnet bentar, selak warnet te kebak uwong je.
"Lha kuwi kepeneran, wis jan pas banget mbak."
"Nyapo to?" mau ikutan pa?"
"Ho oh karep ku tuh mau minta tolong mbok aku di ajarin chatting po'o mbak," katane merajuk.
"Halah wong chatting wae ko ndadak di ajarin barang, nanti khan kamu bisa sendiri to."
"Lha wong aku ra tau nyekel komputer je."
"Yo uwis ayo."

"Lantai brapa seh mbak?"
"Lantai 8 atase CSL itu loh."
(CSL tuh nama salah satu konter simcard di Hkg)
"Lho mbak kok kesitu?" tanyanya heran.
"Lha kuwi liat aja, sing antri lift wae panjang banget gitu kok. Wis mlaku lewat tangga waelah," kataku.
"Cisiiiin..." gerutu si Srinthil.(cisin=edan/gila)

----****-----

"Mbak leh mbukak komputer ki piye," tanyanya mbingungi sambil pencet2 semua tombol yang ada di keyboard.
"Sabar to, aku tak nyelehke bokongku sik," jawabku anyel. "Nah gini loh carane..."
Wah ceritane aku lagi jadi tutor chatting neh, akhirnya dengan kemampuanku yang pas-pasan aku ngajarin si Srinthil cara nge-boot kompi, mbuat ID trus masuk ke YM. Sebelumnya sempet gontok-gontokan sama Srinthil tentang ID apa sing pantes buat dia. Dan keputusan terakhir, ID "mutiara lumuten" menjadi hak milik Srinthil sepenuhnya. Buseettt.
"Wis yo, tak tinggal ngliat imel ku dulu, kamu chatting aja dengan cowok2 itu.
"Ho'o, makasih yo mbak."
Dengan jari pas persis kayak Petruk dia ngetik. Wis jan telunjuke tuh keceng teng, kaku gitu. Hi hik...
"Mbak kok sing mau chat ma aku banyak banget to, piye iki?"
"Matiin aja join roomnya."
"Carane piye?"
"Halah kowe ki ribut banget seh. Ngene lho, di klik sing tanda silang ning pojok kanan atas itu, trus di buang cowok-cowok e,jangan chatting terlalu banyak orang,malah bingung mengko."
"OK lah mbak, tursuwun," jawabnya sambil pringisan.

Kembali aku pada komputerku sendiri, mataku mecicil melihat jumlah imel yang ada, ga biasanya seorang babu ndableg kayak aku ni dapat imel segini banyak. Ada 5 dari free_koteka, ada 3 dari bidadari_chatting, trus lagi dari june_kadaluwarsa, tempe_penyek, sambel_belacan, putra_sumatra, canada_jantan, dan laen-laennya, waduh piye leh ku njawab? Mumet.

"Uhuk..uhuk...
"Uhuk..uhuk...
"Uhuk..uuu....

Halah lha nyapo ki bocah kok malah mewek gini? Tak kirain tadi tuh lagi enjoy chat ma gendakan-gendakane, lha kok malah nangis sesenggukan gini.
"Nyapo seh? Ada apa to?"
"Kuwi lho mbak..uhuk..uhuk..." katanya sambil nuding ke layar kompi.
"Lha nyapo wong chatting kok malah nangis?" tanyaku masih juga ga ngerti.
"Kuwi lho mbak...hu ..uuu...

Mataku melotot melihat ke layar kompi di hadapan Srinthil. Marah, dongkol banget rasane aku. Selama hidupku kenal ama dunia maya nih baru kali ini aku merasakan penghinaan yang luar biasa oleh lawan chat. Pasalnya si bedes elek itu menuliskan kata-kata yang amat sangat menjijikkan sekali banget. Coba kalo dia ada di hadapanku pasti dah tak pentungi pakek gagang sapu, ben monyor kabeh lambene. Pantes aja si Srinthil sampe nanges kayak gituh.

Mau tahu ga ama apa yang di tuliskan sama si munyuk sialan tuh?Pastikan?!
Dia menuliskan begini, "Berapa harga memekmu dijual di pasaran Hongkong?"
kebangeten ga tuh? Asem tenan kok, emange disini kita jualan memek apa? Apa ga tau tugas mulia kita tiap hari yang mulai dari nyapu, ngepel,masak, momong simbah, momong anak, angon dog2, nyuci car, dsb...

Dasar wong nek lambene ndower ki, ngomong asal njeplak saja, ga pake mikir ga pake otak. Waton ngomong tok, ora ngomong nganggo waton.
"Uhuk...uhuk...uwaa...
"Lho mbak kok sampeyan melu nangis?" tanya Srinthil yang sudah reda dari tangisnya.

lho kok??

Cinta Seorang Pengemis

bajuku satu
kumal dan tambalan
celanaku satu
item dan koloran
sandalku satu
merah dan pedotan

ya
semua serba satu
seperti cintaku
seperti cintaku
cintaku satu kamu
kamu satu cintaku

pada kaleng sahabat sejatiku
dia selalu menemaniku
menadah rejeki
yang terjatuh

O kaleng cintaku
taukah kau akan cintaku padamu
cintaku satu kamu
kamu satu cintaku

(dari lantai 19, di bawah sana kulihat ada pengemis)

Salut!!


Baca2 di blognya ndoro kakung sebagai tombo stress terutama kalau si bos lage kumat karena kurang sajenne n luntur jopa-japune.

Nah salah satu postingan yg bertajuk "pembantu pecas ndahe" adalah yang tak baca pertama kali. Maklum itu sesuai dengan propesiku sebagai babu.Berikut adalah potongan dari postingan itu...


....Mosok cuma para majikan, juragan, ndoro, atau priyayi saja yang boleh punya blog? Mosok cuma karyawan sakit hati yang boleh misuh-misuh, mengumpat tempatnya mencari makan? Mosok para pembantu ndak boleh bikin perkumpulan? Mosok cuma tulisan yang ndakik-ndakik yang boleh diposting? Mosok lelucon gombal ndak boleh disebarkan?...


Hoyeee ono sing mbelani, salut deh!


Tapi mas mo nambahin aja, kalo menurut pendapat pribadiku sih, kita neh cuma pengin di "uwongke" mangsute kita sebenere mau dihargai karena babu toh juga manusia, jadi hargai hak kita sebagai manusia. Pelecehan kerap terjadi, penghinaan, penyepelean, lha nek gitu itu berarti babu khan ora di uwongke. Paling sebel aku sama orang-orang sing sok pinter, sok semugih, sok iso...dll.
Pengin wae tak antem watu raine ben pecah ndase. Lha wis piye maneh, nganyelke kok. Ben ne po'o.

Sepi

sepi
turuku kinemulan pedhut wengi
ngendi tresna sing wingi?
ilang digawa dedhemit ratri

Happiness is...

( kebahagiaan menurutku )



Happiness is...
Makan indomi goreng tanpa pelototan mata bosku

Happiness is...
Tanggal 17 waktu gajiku

Happiness is...
Tidur ampe pagi tanpa gangguan bos kecilku

Happiness is...
Sms dari kawan-kawanku

Happiness is...
hari minggu

Happiness is…
Aku!

Srinthil 1 : Babu Baru Bernama Srinthil

Srinthil 1: Babu Baru Bernama Srinthil

Siapa sih yang engggak kenal dengan Srinthil? Hayo...! Sapa coba? Waduuh... kok banyak yah. Ah itu mah wajar saja, karena Srinthil itu bukan seorang yang terkenal ataupun tercemar. Dia wanita biasa yang tinggal di rumah biasa. Cuma satu yang enggak biasa dari Srinthil yaitu, keinginannya yang luar biasa untuk menempatkan kepentingan pribadi di atas kepentingan golongan dan kepentingan bersama. Lho?

Oke-oke, jangan prutes dulu dunk ah. Srinthil tuh temenku yang ayu tur lugu, seneng ngguyu & jarang mecucu. Wis lah pokoke ayu tuenan!! Dia lahir dan dibesarkan di Malang kemringet (mang ada?) Itu loh soalnya kalo mo ke Malang ndadak usek-usekan di atas bis selama 3 jam, bayangin aja apa ga kemringet tuh?

Nah demi kepentingan pribadinya yaitu untuk memajukan harkat & martabat & juga harta keluarga, Srinthil yang senasib sepenanggungan denganku itu 3 bulan lalu pergi ke Hongkong. Sebelumnya dia mendekam dalam PJTKI selama 5 bulan. 


Nah, hari ini adalah hari pertamanya dapat libur. Dan hari ini adalah hari keberuntungannya karena bertemu sama aku. Pertemuan yang tidak disengaja. Pertemuan yang diprakarsai oleh sebuah botol. 

Ceritanya miggu itu aku libur sendiri, praktis enggak ada kegiatan di pagi harinya. Capek menyebabkan aku menetapkan bokongku pada salah satu bangku di pojok selatan lapangan Viktoria yang berdekatan dengan toilet umum, lalu aku bertemu dengannya.

Ceritanya begni...

Aku mengambil botol air dari tasku, berbekal air adalah kebiasanku. Tapi tiba-tiba saja pandanganku terhadap botol itu mengabur, eh bukan, menyuram, ah entahlah. Yang pastinya dikarenakan ada seseorang berdiri persis di belakangku. Yang berarti si seseorang itu menutup sebagian sinar karena matahari naik dari balik punggungku.

Dia melihatku dengan tatapan aneh, seperti antara takut dan pengin tahu. Rambutnya cepak, celana jeans nya agak kegedean, kaosnya berlogokan PT. ABCD, salah satu nama PJTKI terkenal di Pluit, Jakarta. Ciri-ciri seperti ini biasanya dimiliki oleh babu baru, artinya dia baru saja datang dari Indonesia.

"Mbak,” panggilnya mengambang. Sorot matanya tegak lurus menatap botol airku. Bibirnya masih menganga untuk seper-sekian detik.

“Ya,” jawabku singkat. Walau aku berpakaian tomboy tapi suaraku amatlah lembut. O pakaian tomboy? Inikah yang membuatnya takut terhadapku? Mungkin, mungkin…

“Ada apa mbak?” tanyaku karena dia tak hendak juga menggerakkan bibirnya untuk bicara setelah 2 menit berlalu.

Tangannya menunjuk kea rah botol airku dan matanya masih tetap sama, tegak lurus menatap botol itu. Hauskah dia? Segera saja aku ulurkan botol air itu.

“Haus?” tanyaku.

“Minum aja’” tambahku pula.

Tiba-tiba saja dia mundur selangkah sambil menggeleng-gelengkan kepala. Tatapan matanya beralih ke wajahku.

“Nggak kok mbak, bukannya haus, itu lho mbak, botol itu…”

Kali ini matanya beralih ke botolku lagi, jari tengahnya menunjuk-nunjuk, sedang tangan yang satunya lagi menggantung di samping badannya sambil memegang erat tas kresek plastik warna putih.

“Apaan seh? Ada apa dengan botol ini? Ini air matang lho,” kataku tidak mengerti.

“Itu punyaku, itu bukan air matang mbak,” jarinya masih menuding ke botolku. Dia menggigit bibir bawahnya seperti layaknya seseorang ketakutan terhadap sesuatu.

“Sayang.... aku tadi bawa botol sendiri, lha kok bisa kamu bilang kalo ini adalah botolmu? Nalar e ki piye?”

Aku dah mulai kesal tapi melihat wajah innocent dia, marahkupun tak jadi keluar. Membayangkan semasa aku masih baru di Hong Kong sini, tentunya masih selugu dan sepolos dia. Kesalku kutelan kembali bahkan kini rasa kasihan segera membanjiri. Perasaan seperti ini adalah wajar terjadi di antara para TKW, perasaan semacam saling mengerti dan memahami karena kami toh berada jauh dari famili jadi siapa lagi yang terdekat dengan kami selain sesama babu?

“Mbak, tenan kok tadi aku naruh botol air ndek sini trus tak tinggal ke WC. Lha pas aku mbalik ke sini lagi sampeyan udah duduk di sini. Menjejer dua buah botol,”

Aku? Menjejer botol?” tanyaku bingung.

“Lha ya itu botol yang ada di samping kiri mbak, yang satu lagi sekarang ada di tangan mbak. Dan yang ini mbak, yang ada di tangan embak ini, ini adalah botol airku. Soale ndek botole itu tak kasih tulisan namaku. Lha itu lho masih ndek situ tulisane,” katanya menjelaskan panjang lebar tentang status per-botolannya.

Beralih mataku mengamati botol yang sudah berada di tanganku sejak 15 menit yang lalu. Ku alihkan pula pandanganku di samping kiri mejaku. Dan benar saja sodara-sodara, ternyata sebuah botol berdiri tegak di sana. Bingung aku, mendadak garuk-garuk kepala dan rasa kisinan segera menggerayangi diriku. Waduh duh, kok bisa aku ngambil botol sing salah iki mau piye?

“Iya ya, emang ini ada tulisane Srinthil, namamu tho mbak?” tanyaku mengalihkan pembicaraan ben ra katon isinku.

“Iya,”

“Baru datang ya?” tanyaku pula.

“Iya,”

“Libur pertama kali?” tanyaku lagi.

“Iya,”

“Sendirian ya?”

“Iya,”

“Rum…

“Mbak anu maap, mbok saya minta balik botol saya, soale selak kebelet mau ke WC,” katanya.

“Lha tadi katanya udah ke WC?”

“Lha ya itu, karena tadi botolnya ga ada ya ga jadi ke WC. Ke WC khan butuh botol mbak!”

“Ha? Ke WC butuh botol? Lha emang mau buat apa? Kaek mau ngumpulin air kencing buat tes urine aja,” tanyaku bingung.

“Bukan tes mbak, tapi anu itu maksudnya butuh air yang dalam botol itu,”

Pusing banget aku ngomong sama orang yang selugu dia. Botol buat ke WC? Air di botol buat ke WC? Semakin aku mencoba menggatuk-gatukkan antara botol, air di botol dan WC semakin kepalaku pening. Benar-benar aku ga ngerti dengan jalan pikiran si babu baru yang bernama Srinthil ini.

Sembari mengulungkan botol itu aku berkata lagi, “Di WC khan ada keran tho mbak, kalo mau cuci tangan pakek keran khan bisa.”

“Lha nek cebok trus piye mbak?”

“Oalah…ya pakek tissue lo, ga punya ya? Ini lho mbak tak kasih tissue,” kataku. Tanganku menyerahkan botol air itu sekaligus juga tissue.

“Mbak aku ini ndak bisa cebok kalo ga pakek air, rasanya kok ada bau anyir gitu, njijiki,”

"Huwakakak...," spontan aku ngakak! Siapa seh yang ga bakalan ketawa dengerin jawaban dia yang amat polos itu?

“Oalah mbak mbak, wong udah di Hongkong khan beda ama di desa mbak,” jawabku di iringi tawa yang ga bisa di tahan lagi.

“Gak bisa mbak, ini sudah kebiasaan saya, buktinya saya sudah 5 bulan disini juga ga bisa pakek tissue kalo ke WC. Udah dulu ya mbak, kebelet neh,”

Dan berlarilah dia menuju WC umum terdekat.

Sekembalinya dari WC dia mendekatiku. Mungkin karena dia sendirian dan baru jadi butuh seseorang untuk diajak ngobrol. Saat itu aku juga sendiri, biasanya aku berkumpul dengan teman-temanku yang lain di sore hari. Dan keluguannya itulah yang menarik hatiku, kepolosannya, kesederhanaannya menjadikan aku bisa bicara banyak. Kujelaskan dia tentang banyak hal yang menyangkut tentang cara kerja maupun pergaulan di Hongkong. Hongkong yang bebas ini sayang sekali kalau mengkontaminasi jiwa bersihnya. Minggu ini aku merasa menjadi seseorang yang berguna sekali.

Demikian awal kisahnya hingga Srinthil kinipun sejajar dengan kawan-kawanku yang sudah kukenal bertahun-tahun lamanya.

Proposal Cinta


Loving some one is very hard. The learning curve could be so steep. It's hard to say right or wrong. It's always comes in a mixture of sweetness and bitterness. Patience is one thing, comprise is another.

The thing that I hate most about a relationship is that the feeling of being afraid to offend the other person. I guess there is no such thing called honesty in this world. Sometimes, telling lies is a must, which I hate to do it!! Why should two people in love tell lies to each other? And then, sometimes truth cuts like a knife. So, what should we do? how are we gonna get the balance?

I sometimes got very frustrated and I will dislike myself very much. I will blame myself for not being able to control myself, or the situation. You see, it's the sense of incapability, feeling like I am a real loser. That hurts.
While one person is breaking the walls and the other is building blocks, that won't work. I guess this is not what we are though, thanks God!

May be I should just say less? May be I am scared, feeling so cold all of sudden. Then, I will say to myself, "hey, not only me need support and understanding, you need that too" The two "MEs" are fighting. Trying to find the way out.

You see, I do need more from you so to understand you more. Or I don't want to know coz I m trying to hide away from the truth. This is very scary. Wanting to know, but afraid to know.

I have no idea why I love you so. With you I see the different world. You are like salt and pepper to me. You spice up my tasteless life. To that, I thank you.

I dunno how can I keep you here with me. My strategy is to...love you. I dunno how either. Trial and error, that's the only way, I suppose. Just hope that I won't make big mistakes.

I am not sure if you are the one, again, trial and error.

Yes we should love like we never been hurt. And yes, it's easy to say. To do? Deep down inside we are scared to lose, to get hurt.


I didn't chose to meet you, but I chose to make this relationship to develop. No words can describe or tell how much you mean to me. Sound like a joke huh? but it is true. I am inviting you to join me. I am inviting you to be part of my future. You make this all complete. No matter what, please stay with me.
I LOVE YOU

______________________________________________



 

Buseeeeeeeettttt, bingung mau di masukin kategori apa. Cerpen, bukan. Puisi, kepanjangen. Prosa,apaan tuh? Mumetzz!!

Almost Insane

“All I really need to know about how to live and what to do and how to be I learned in kindergarten…. Share everything….”

Some where in a book in which I have forgotten about the writer, I have found those words. Well, that is true for sharing is a good thing to do in life. May be, I have taken so much by those words. It has changed me from country kind of girl into rock kind of lady.

It might be just a little tiny bit of leaping from just simple sharing into a such a thrilling sharing. But half of the world against me.They said that I have assumed it (sharing) wrongly. I think they have misunderstood me, seriously completely misunderstood!

Most say the way I share is impossible, almost insane. See, I am not talking about sharing toys or things here, but love. There is an awesome guy who has made me fall deeply in love (or may be, fall madly in love as well). The guy who can be a prince in any season of my heart. I might have summer, fall or winter in one day but he is always be my sunshine. He is the one who give me brightnes and power to survive. I know, I knew, all of woman may not be as lucky as me but you do have some one (or some hope) for having this kind of man, don't you?

OK, I will make it short! I am falling in love to a 45 years old man. Why 45? This is the age when the man has his prime, the golden year, isn't it? Into addition, 45 years married old man. Oh yes!

So deeply in love I till I feel that sharing him with his wife is very much better than not having him at all. It is normal to me. I don’t care what he has done with his wife out there, I don’t even want to know. All I want is his love when he is with me. That's it! 

I had sex with him, gave him everything. May be a little bit too excessive but this is probably all of my fault. I let him do it without any rejection.  How could I resist it? I never had the power to do it. I am bound to him. I was never be able to separate which one is love nor pleasure. Can you?

 But how can the hell be so different about this "sharing" thing from other's opinion?

“You are sick!” my friend snapped at me.

“ I don’t think so, I am perfectly fit,” I denied.


“You are sick and need a treatment!” she added.


“Oh I see, you hate me telling about him. But he is all topic I have."


There is a long pause, both of us are not paying attention to each other anymore. I don’t know why I feel like vomiting, her words are giving me a sudden sick. I may know her a couple of years earlier than "my man" but she is no matter to me anymore. Ever since her disliking and her thinking of me, that is the end of our friendship. Having her as a friend is like having an enemy under the pillow. It pricks your head and let you bleed to die a lot earlier. When some one is no longer understand you, she is nobody.


I really don’t care if some one says that I am stupid and stubborn because I am. Once I have made up my mind there is no way to change. I love him and that is that!

_______________________________________________





 

nyoba sedikit "miksi" pakek bahasa Inggris, haha!! mawuttt grammarnya....

Stuck on You

you know
my world is all built around you
Sometimes, when I don't see you
I feel so lost
it's kinda stupid
or may be
I should not let you know

I supposed to be strong
apparently,I am not that strong
may be
I haven't done my best is just not good enough

I hate to make you unhappy
unfortunately I did it many times
I just want you to take care of me
as you know
I am such a sensitive person
you are a gift to me
the right person to spend the rest of my life with

honey, I love you
I need you

--------------------

for someone, somewhere

Tersandung Cinta

"Aduh celaka!" teriakku kaget dan tertahan. 

Tertera 3:17 AM ketika aku melirik pojok kanan laptopkun (ralat=laptop pinjeman dari bosku). Sedemikian asyiknya aku dengan temuan terbaruku, berita lama dari Suara Merdeka tanggal 20 Nov'06 tentang Pemenang Lomba Blog 2006, membuatku gentayangan di dunia maya hingga lupa waktu. 

Segera saja kusimpan (bookmark) tiga buah situs dan mematikan laptop yang terasa panas. Tetapi baru saja aku hendak meraih stop kontak lampu kamarku, terdengar suara langkah kaki mendekat dan kemudian berhenti dua meter dari pintu kamarku. Seperti kungyan (babu) kebanyakan, kamarku bersebelahan dengan dapur. Serta merta kuurungkan niatku dan pura-pura telah tertidur pulas.

Sorot lampu kamarku tembus keluar.

"Masih belum tidur juga ya?" tanya bos dari luar kamarku (yang lebih mirip kalau disebut gudang).

"Cece..!" panggil bosku padaku.

"Ya," jawabku lemah.

"Sudah jam tiga kok belum tidur juga," kata bos, terdengah nada marah disana.

"Forgot to switch off the light, I overslept," jawabku berbohong.

"Ooo..," kata bos.

Terdengar suara air yang dituang ke dalam gelas kemudian langkah kaki menjauh dari dapur (kamarku bersebelahan dengan dapur). Aku lega. Saat itu aku benar-benar harus tidur walau dengan membawa perasaan penasaran hingga ke dalam mimpiku. .....

Aku bertemu Sudaryono Ahmad pemilik http://penakayu.blogspot.com, Muhammad Sulhanudin pemilik http://embunkehidupan.blogspot.com juga Ahmad Munif pemilik http://munif.wordpress.com, ketiganya adalah pemenang lomba blog 2006 pemenang ke tiga, dua dan pertama.

"Ngeblog itu berbagi," kata mas Sulhanudin.

"Ngeblog itu memberi pencerahan," kata mas Sudaryono.

"Ngeblog itu...ah..sepertinya aku terbang kalo lagi ngeblog," kata mas Munif sambil tersenyum.

Aku heran, mengapa ketiga orang itu begitu antusias sekali untuk ngeblog. Apa itu ngeblog? Blog? Ngeblog? Blog? Ngeblog.......??

....ngeblog itu berbagi....

....ngeblog itu pencerahan...

....ngeblog itu terbang....

Kata-kata itu terulang-ulang di kepalaku dan membuatku pusing dan hampir saja bangun kesiangan.

"Blog ngeblog...., blog ngeblog....," kata itu masih menghantuiku sewaktu aku mencuci muka dan menggosok gigiku. Masih terngiang-ngiang saat aku memandikan si kecil Katelyn, saat aku membersihkan rumah, saat aku berada di ruang tunggu menunggu Katelyn les, saat aku masak. 

Ah rasanya ingin sekali aku menyegerakan semua pekerjaanku supaya aku bisa berdiam di depan laptop untuk mencari info tentang blog.

"Cece, nanti kamu tidur ama Katelyn ya," kata Mrs Wong atau dhai-dhaiku alias bos perempuanku.

Jangkriiiiikkkkkkkkkkkk!!" umpatku dalam hati. Di saat hati sedang menggebu-gebu ingin tahu tentang blog kok malah gak ada kesempatan buat ngenet. Akhirnya harus kupendam keinginanku hingga minggu keesokan harinya saat aku mendapatkan liburku.

Minggu itu...
Perpustakaan yang berada tak jauh dari rumah bosku segera menjadi tujuanku. Di sana terdapat akses internet beserta beberapa desktop yang bisa digunakan oleh siapapun. Hari libur itu aku gunakan sepenuhnya untuk mencari tahu tentang "blog". Dari jam 10 pagi hingga jam lima sore ketika perutku mulai protes karena tidak diisi sedari pagi.

 www.s-lestari.blogspot.com adalah blog pertamaku, yang berisikan celotehanku. Namun blog tersebut terpaksa aku bantai sebagai korban ganti layout dan pengeditan. 

Kemudian di 2 september 2007 blog keduaku yaitu www.babungeblog.blogspot.com aku ikrarkan. Setelah berpusing-pusing dengan layout dan pengeditan dan html, java script yang sama sekali tidak aku kenal. Babu Ngeblog? Mengapa? Ya karena aku adalah babu, seperti juga kata ndoro kakung:

...Mosok cuma para majikan, juragan, ndoro, atau priyayi saja yang boleh punya blog? Mosok cuma karyawan sakit hati yang boleh misuh-misuh, mengumpat tempatnya mencari makan? Mosok para pembantu ndak boleh bikin perkumpulan? Mosok cuma tulisan yang ndakik-ndakik yang boleh diposting? Mosok lelucon gombal ndak boleh disebarkan?...

Benar, aku jatuh cinta, jatuh cinta pada blog. And when I fall in love...it will be forever...


memori juli-september 2007


post signature



Teman Baru itu Bernama Laptop

"You can use this," kata Mr Wong menyerahkan laptop warna abu-abu bermerk DELL seri Latitude/D610 kepadaku. Hari itu awal juni 2007, dua minggu sebelum aku menandatangani kontrakku yang kedua. Aku tertegun. Antara percaya dan tidak atas berita tersebut.

"But I don't know how to use it yet," jawabku jujur.

"Enter the internet, search there. You can learn a lot of things from there," jawabnya.

Aku semakin bingung, bagaimana mungkin aku tahu cara pengoperasian laptop ini kalau dasar-dasarnya saja aku tak tahu? Seminggu yang lalu aku mengenal komputer dari Indah, seorang kawan yang kemudian mengajakku ke warnet dan mengenalkanku dengan sebuah program. Program unik dari komputer yang dengan adanya program itu aku bisa bercakap-cakap dengan siapapun di dunia manapun pada saat itu juga. Program yang kemudian kukenal sebagai Yahoo Messenger/chatting, program yang kemudian juga menghancurkan impian Indah karena katanya dia di tipu oleh seseorang yang di cintainya lewat program tersebut. Aku pusing, setahuku program di komputer ya chatting itu. Dan kalau sebuah program hanya akan menghancurkan saja kenapa harus di pelajari?

Mr Wong membuka laptop tersebut, menekan tombol terbesar di sebelah atas yang serupa mesin tik elektrik(sekarang aku kenal sebagai keyboard), seketika itu juga laptop menyala.

"Kamu pencet ini kemudian masukkan kode ini," kata Mr Wong menjelaskanku.

"Nah, kamu lihat icon internet itu?" tanyanya.

"Yang mana?" tanyaku di tengah kebingunganku.

"Yang "e" itu, artinya Internet Explorer, coba klik icon itu," perintah bos.

Aku begitu bersemangat, segera saja aku melakukan perintah bos. "Icon "e" untuk "Internet Explorer", aku mencatatnya dalam otakku.

Sebuah program terbuka, YAHOO! Mendadak saja aku kecewa, mengapa bos menyuruhku untuk masuk program ini? Untuk menghancurkanku?

"Yahoo ini adalah homepage dari internet explorer di laptop ini, yang lainnya ada wikipedia, ada ICQ, ada MSN dan masih banyak lagi. Dari sini kamu bisa membaca berita, mencari info, mencari teman, belajar bahkan juga berbisnis," jelas Mr Wong.

Aku masih belum mengerti dengan apa yang dimaksud oleh bos. Dan ditambah dengan bahasa yang ada di komputer itu adalah bahasa asing, yaitu bahasa Inggris, aku semakin ragu kalau aku bisa mendapat pencerahan dari benda kecil berbentuk segi empat tersebut.

"But, in English? All in English?" tanyaku mengambang.

"Ya cari saja yang bahasa Indonesia," jawab bos sambil tersenyum.

Hari itu aku mengenal internet, hari itu juga aku bisa membaca kompas, suara merdeka, jawa pos begitu senangnya bisa membaca berita Indonesia tanpa harus pergi ke perpustakaan pusat Hongkong. Dan aku bisa membacanya setiap hari! Setiap hari sebelum waktu tidurku.

Bos benar, dari internet aku bisa belajar banyak hal. Terimakasih bos...


----------------------------------------

Memori Juni 2007








post signature



2 Tahun Pertama Itu

2 tahun pertama itu adalah kerja keras yang indah bagiku. Indah karena kemudian aku bisa mendapat simpati dan kepercayaan dari bos. Sempat dua kali mendapat peringatan dari bos dan hampir dipulangkan, namun entah dengan pertimbangan apabosku kemudian mempertahankanku.

Ramai temanku menyarankan agar aku berganti majikan saja dari pada menambah kontrak pada majikan yang sama. Oleh temanku pekerjaanku dianggap terlalu memakan hati.

Aku hanya tersenyum, aku pikir kalau bosku yang meminta padaku untuk menambah kontrak berarti dia memang benar-benar membutuhkanku. Lepas dari segala peraturan yang di berikan kepadaku mereka adalah tipe majikan yang perhatian sekali terhadap kesehatan dan makanku, apalagi yang di cari oleh seorang pembantu?

Ada 2 kamera yang dipasang di rumah yang mengikuti setiap gerak-gerikku dalam bekerja. Mereka (bosku) memantauku dimanapun mereka berada, di kantor, di restoran saat makan siang mereka, di bar saat mereka bertemu dengan kawan-kawan mereka ataupun di saat mereka sedang mengadakan vacation. Kamera rumah selalu terhubung dengan komputer dan HP mereka. Semula aku merasa risih, merasa kalau mereka selalu menaruh rasa curiga kepadaku, sempat juga merasa tertekan selama bulan-bulan pertama namun kemudian ku biarkan saja hingga aku kini terbiasa.

Walau kerjaku dipantau oleh kamera, beliau (bosku) pun mengharuskanku untuk menuliskan setiap kegiatanku di hari itu secara mendetil. Mulai dari saat aku bangun pagi pukul berapa, ke toilet dari jam berapa samapai jam berapa, membuat susu hingga memberikan susu kepada si kecil Katelyn berapa lama dan berapa banyak, mengepel lantai dari jam berapa sampai jam berapa dan sebagainya hingga saat malam jam kerjaku, semua kegiatan di tulis tanpa terkecuali. Sering aku mengelus dada tentang ini, betapa susahnya untuk mendapatkan simpati ataupun kepercayaan dari mereka.

Pun liburku ditentukan oleh jam bukan hari. Selama sebulan aku hanya berhak libur selama 16 jam yang di bagi 3 kali, yaitu satu kali 8 jam di hari sabtu dan 2 kali 4 jam di hari minggu. Aneh bukan? Seharusnya aku berhak libur satu kali dalam satu minggu dan setiap satu libur adalah fullday, 24 jam. Dan yang lebih aneh adalah peniadaan libur kalau aku berbuat suatu kesalahan sebagai hukumanku.

Ada kalanya aku iri melihat teman-temanku yang lain, mereka mempunyai kebebasan untuk berinteraksi dengan yang lain, sedangkan aku tidak. Larangan untuk berbicara dengan orang lain juga larangan untuk menggunakan HP di rumah selalu ditekantegaskan oleh kedua bosku. Di samping itu beliau juga mengharuskanku menyerahkan daftar teman-temanku beserta alamatnya, juga melaporkan kemana pergiku selama aku libur. Menelponku setiap dua jam sekali dan menanyakan keberadaanku di waktu liburku.

Sampai kinipun aku tak mengerti alasan mereka. Dan seperti inem-inem yang lain, kuterima saja semua peraturan yang menjerat hak dan kebebasanku itu dengan keikhlasan yang kupaksakan.

Dan hari itu, aku ingat persis 3 bulan sebelum kontrakku habis mereka memintaku untuk bekerja dengan mereka lagi. Aku diam. Seminggu kemudian baru kuberikan jawaban.

"Saya bersedia bekerja lagi di sini dengan syarat. Yaitu mendapatkan libur sesuai hak saya," kataku saat itu.

Keberatan di mata mereka jelas sekali terlihat. Berat melepasku untuk libur satu kali dalam seminggu.

"I would rather pay you than allow you to have a holiday, it's just too much for us," kata bosku.

"It's just as much for me," jawabku.
"I can't do anything with that tight holiday schedule from you. Saya selalu cemas pulang terlambat daripada menikmati libur saya," protesku.

"OK, bagaimana kalau kamu ambil 2 kali libur dalam sebulan trus kami bayar kamu sebagai ganti kalau kamu enggak libur," kata Mr. Wong.

"OK, but I want it full day. On Sundays" jawabku.

"Agree," kata Mrs. Wong.

Hari itu aku merasa seperti seorang pahlawan penegak kebenaran. Kebenaranku sendiri.


post signature


"Mak, Hong Kong itu jauh sekali...

"Mak, aku sudah sampai di Hong Kong," bisikku lirih.

Emakku nun jauh berada di sebuah desa kecil yang berada di kabupaten Blora, entah beliau bisa mendengarkan bisikanku atau tidak, aku tak tahu.

17 Juni 2005. Saat itu bukan kali pertama aku melihat bandara, tetapi tetap saja rasa kagum muncul begitu aku tiba di bandara Hong Kong International Airport di Chek Lap Kok. Megah, mewah, nyaman, ramai tapi teratur dan bersih, demikian kesan pertama yang kudapatkan.

Berulang kali aku mencubit pahaku, sekedar meyakinkan diriku bahwa itu bukan mimpi dan itu memang bukan mimpi, aku benar-benar berada di bandara di Hong Kong.

Ketika seseorang menjemputku (Miss Sou dari agensi), seorang kawanku yang berangkar bersama-sama denganku tadi sedang menangis tersedu-sedu, katanya dia takut. Takut kalau mendapat bos yang jahat, takut kalau tidak bisa menyesuaikan diri, takut, takut, takut dan takut-takut yang lain.

Tanganku mendadak dingin, dan akupun menggigil. Merasakan hawa dingin yang dikeluarkan oleh AC entah dengan kekuatan berapa volt, juga tertular ketakutan yang sama seperti kawanku.

Aku terbayang, kemarin dulu saat aku mendengar dan menyaksikan berita tentang TKW yang disiksa majikannya, disiram air panas, disetrika tangannya, tak diberi makan, digaji minim dan sebagainya. Oh... bagaimana denganku nanti? Tiba-tiba dadaku terasa sesak, mataku dipenuhi oleh air yang entah darimana asalnya. Hampir saja air di mataku itu tumpah kalau saja tak kupaksakan dia untuk kembali ke tempat asalnya dan kutetapkan hatiku bahwa aku adalah wanita tegar. Sudah sejauh ini melangkah, aku tak mau gagal.
Miss Sou membiarkan kami, mungkin dia terlalu sering melihat situasi seperti yang kami alami, jadi dia memilih diam. Kami kemudian digiring menuju bus stop. Di sana aku berpisah dengan kawanku itu. Ada agen lain yang menjemputnya. 

Aku dan miss Sou naik bus berbeda dengan kawanku dan agennya. Aku lupa nomer bisku. Bis tingkat itu membawa kami dari Chek Lap Kok international Airport Hongkong menuju ke... entah kemana aku tak tahu. Beberapa wejangan sempat disampaikan oleh miss Sou tentang bagaimana menjadi kungyan (babu) yang baik dan bagaimana harus bersikap di Hongkong, tetapi kudengarkan sambil lalu. Mataku menatap lekat-lekat ke pegunungan yang kami lewati kemudian beralih ke keramaian Hong Kong. Hatiku kacau tak keruan sekaligus takjub oleh pemandangan Hong Kong yang seolah tak pernah diam.
Dan aku terhenyak, kaget manakala miss Sou menyenggol tanganku dan bis tingkat itu berhenti di sebuah tempat yang ramai (tempat itu kemudian aku kenal sebagai daerah Causeway Bay).

Akhirnya setelah segala tetek bengek dengan imigrasi dan bank terselesaikan aku dipertemukan dengan seorang laki-laki, Mr. Wong, begitu dia menyuruhku memanggilnya. Tinggi kurus dengan wajah mirip orang-orang Korea.

Dia mengajakku mampir ke MC Donald, memesankan sebuah chicken burger dan menyerahkannya padaku. Kemudian berangkat kerumahnya yang mungil yang berada di belakang perpustakaan pusat Hong Kong. Seorang wanita yang terlihat seusia dengan Mr. Wong yang kemudian memperkenalkan dirinya sebagai Mrs. Wong. Dia tersenyum ramah padaku, memamerkan bayinya yang usianya baru sebulan setengah, Katelyn.

Aku sempat bercakap sebentar sebelum aku sudah tak berkonsentrasi lagi karena mendadak perutku mulas tak tertahankan. Seperti ada sesuatu yang memaksa untuk keluar, seharian tadi tak satupun kali aku mampir ke toilet. Aku pamit untuk menggunakan toilet. Dan tertegun melihat toilet yang luas, bersih dan kering!

Saat itu, seperti tahun-tahun sebelumnya (dan hingga kinipun) aku selalu kepanikan dengan toilet paper. Pasalnya aku telah terbiasa cebok pakai air. Aku gunakan beberapa lembar, kemudian lagi dan lagi kuulangi. Seperti aku merasa taiku masih tetap menempel di sana, aku bergidik, jijik. Setelah hampir setengah jam di dalam toilet dan hampir setengah roll toilet paper aku gunakan, aku baru sadar. Dan begitu aku keluar dari toilet mereka bertanya cemas," Are you okay?"

"Oh yes I am, but I think I am smelly," jawabku malu. Kurapatkan kakiku serapat-rapatnya dan kucoba menjauh sedikit dari mereka, takut kalau-kalau bau taiku masih kentara. "Bagaimana aku bisa memberi first impression kalau sampai mereka tercium bau itu," pikirku.

Mereka menyilakan aku mandi, diberinya aku handuk dan segala keperluan mandi lainnya. Dan menyuruhku masuk ke kamar depan dan tidur setelah selesai mandi. Aku lega, akhirnya aku bisa mencuci bersih diriku.

"Mak, Hongkong itu jauh sekali dan dua tahun itu lama sekali. Sekiranya besuk apa yang akan aku lakukan dan bagaimana perlakuan mereka padaku?"

Aku terus bermonolog. Mencari segala jawaban atas pertanyaan yang terus-menerus mengalir, tak kering-kering. Merisaukan segala apa yang terjadi esok hari.


"Mak, doakan aku tabah menjalani semua ini, doakan aku akan baik-baik saja..."

memori, 17 juni 2005


post signature