Puasa dan lebaran selalu membawa kerinduan yang membuncah padaku. Aku merindukan suasana puasa dan lebaran di desaku bersama keluargaku.
Sebulan telah kulalui dengan indahnya. Kebiasaan makanku yang seperti kalong/kelelawar yaitu makan di malam hari saja membuat bosku membiarkanku melakoni puasa. Namun satu hal yang yang selalu menjadi ganjalan hatiku adalah selama tiga tahun bekerja dengannya tak sekalipun aku mendapat libur di bulan puasa atau bulan lebaran. Segala alasan dan kesibukan bos seakan bertumpu di kedua bulan tersebut. Selalu saja ada kawan-kawan bos yang datang ke rumah di setiap hari sabtu dan selalu saja ada acara di setiap hari minggu. Kesemuanyanya itu membuatku praktis tidak bisa libur dan atau merayakan lebaran bersama kawan-kawanku. Ah jangankan merayakan lebaran bersama mereka, menelpon ataupun sms saja aku hampir-hampir tak punya kesempatan.
Dan sungguh malam ini aku tak bisa tidur. Jarum panjang berkali-kali mengitari jarum pendek di dinding kamarku, berdetak setiap satu kali satu detik atau enam puluh kali setiap satu menit. Hingga menit ke seratus dua puluh di hari pertama belas bulan kesepuluh tahun 2008 itu, mataku tetap terbuka lebar meski tubuh telah penat nian menahan letih.
Dan bagaimana mungkin aku berterimakasih kepada langit yang telah memberiku malam kalau malam yang ada waktu itu aku hanya meringkuk sendiri di tengah pilu dan galaunya hati, tak berteman.
Puluhan sms berupa ucapan selamat lebaran dan minta maaf terkirim padaku namun giliran aku hendak membalasnya tak satupun dari smsku yang terkirim, semua pending. Malam lebaran juga hari lebaran pastilah lalu lintas pertelekomonikasian antara Hongkong-Indonesia teramat sangat padat. Berjuta-juta sms pasti hilir mudik Hong Kong-Indinesia, Hong Kong- Korea, HongKong-Malaysia, Hong Kong-Jepang.
Aku membolak-balik tubuhku, gelisah. Hari itu laptop pinjaman dari bos yang biasanya menjadi penghiburku itu justru menambah pilu dan nelangsanya hatiku. Dimana-mana ada berita tentang takbiran, mudik, santapan lezat, semuanya berbau lebaran. Sedang aku sudah dipastikan tak akan mendapat libur di keesokan harinya, padahal rabu ini adalah pas di hari lebaran dan kebetulan juga hari libur di Hongkong.
"Ya Allah turunkanlah keajaiban padaku," doaku sendiri.
............
Hey! Apa ini? Bantalku basah sekali, iler atau tangisku yang semalamkah? Aku gelagapan bangun mendengar pintu yang diketuk keras, waktu itu sudah jam 8 pagi, dan aku belum membuat susu untuk Katelyn, alamak!!
"Cece, make nai nai(susu) please?" perintah bos lakiku sambil mengetuk pintuku.
"Oh sorry," jawabku.
Bosku menungguku membuat susu, aku malu. Malu karena bangun kesiangan dan malu karena belum sempat cuci muka. Entah bagaimana gambar wajahku saat itu, mungkin juga sebuah garis putih bekas iler tergambar di pipiku, duh.
"Why? Your eyes swollen, why?" tanya bosku dalam herannya.
"Nothing. Couldn't sleep last night. You know, today is my new year," jawabku.
"Oh Happy New Year," kata bosku.
Aku hanya tersenyum kecut.
"Are you not happy?"
"I am OK," jawabku ragu.
"OK, let me talk to Mrs. Wong, may be you can get your day off today coz' we are going to Disneyland with Adelle, not using our car. So maybe it'll be too many people," katanya kemudian berlalu meinggalkanku membawa sebotol susu bersamanya.
Ada sedikit kelegaan yang mengalir di dadaku. Oh seandainya aku nanti diijinkan libur....oh semuga.
Aku teringat sms Chamid, temenku, semalam," SLI, nek km lbr pakek rok ya, awas kalo pakek jeans! Dan aku menjawabnya, "Kaeknya aq ga lbr, tp nek lbr nnt aq janji pakek rok deh."
"Cece!" panggil Mr. Wong, bos lakiku.
"You can have your holiday today," katanya.
"Oh thank you, can I go now? Because hari ini kami sembahyangan," pintaku.
"Oh sure, enjoy your holiday, be happy, Ok!" kata Mr. wong.
"Ya, thanks," jawabku.
Segera saja aku sambar Hp ku mengirimkan sebuah sms pendek kepada teman-temanku, untung saja sms itu myampai.
Dan hari itu aku bertemu dengan sekian banyak teman-temanku, bercerita, berbagi ridu juga bermaafan. Tapi payahnya mereka menjahiliku karena hari itu adalah hari pertama kalinya aku memakai rok, hehehe...
Jugapun berhasil menelfon kakak dan emakku di desa sana.
Minal Aidzin wal faidzin, maafkan lahir dan bathin ya...
0 comments :
Posting Komentar
Matur suwun wis gelem melu umuk...