Langkahku lebar-lebar menarik tangan momonganku, Katelyn, dengan tangan kiriku.
Sementara Katelyn berusaha mensejajarkan diri dengan berlari-lari.
"Not too fast, not too fast!" protesnya.
Aku
berhenti. Kulihat dia tampak kepayahan dan bersungut-sungut.
Di wajah imutnya tergambar kejengkelannya padaku. Kulirik tatanan
rambutnya, masih rapi. Dan roknyapun menggantung indah di tubuhnya dan
berkibar-kibar ditiup angin.
"Sorry," kataku.
Kami kemudian berjalan pelan menuju Central Library, perpustakaan pusat Hong Kong.
Di
belakangku sana masih terlihat kerumunan anak sekolah yang mengelilingi
hewan berkaki empat yang bermuka seperti anjing.
Makhluk hidup berkaki empat yang mempunyai nasib sepuluh kali lebih
beruntung dariku. Yang digendong mesra oleh seorang nyonyah superdupercerewet
dan sok cantik dengan high heel 10 inchi dan eye shadow seperti sinden
kesiangan. Duh, hatiku bergemuruh.
Katelyn tadi sempat menarikku
ke kerumunan tersebut, curious selalu menjadi sifatnya. Selalu ingin tahu
segala hal yang menarik perhatiannya. Di sana, si nyonyah
superdupercerewet dan sok cantik dengan high heel 10 inchi dan eye shadow
seperti sinden kesiangan itu sedang memamerkan makhluk tuhan paling
menjengkelkan. Hewan berkaki empat itu menjulur-julurkan lidahnya
padaku seakan ingin berkata begini: "Hai babu! Aku anjing tercantik dan
terberuntung bukan?"
Sialan!
Si nyonyah superdupercerewet
dan sok cantik dengan high heel 10 inchi dan eye shadow seperti sinden
kesiangan itu berkoar-koar tentang predikat yang baru diterima oleh
anjingnya.
"My son (anjing itu) just won a competition, the
prettiest dog in town," katanya seraya memamerkan medali kemenangan
tersebut. "He is so cute, isn't he?" tambahnya lagi.
Semua orang
yang kebanyakan adalah anak-anak SMP St. Paul itu mengangguk-angguk
menyetujui di barengi dengan serentetan pujian lainnya. Bah!
"Look cece, it's so cute. Verry handsome dog," Katelyn trut memuji.
"It's only a dog. You are cuter than him," jawabku pada KAtelyn.
Pernyataanku
yang spontan tadi kiranya membuat hati si wanita superdupercerewet dan
sok cantik dengan high heel 10 inchi dan eye shadow seperti sinden
kesiangan itu mendidih.
"Hey you! You are so impolite! Your
employer's doughter know how to behave, but your behavior is no where to
be seen. Has you got your brainwash to forget how to behave? So
impolite!" kata wanita superdupercerewet dan sok cantik dengan high heel 10 inchi dan eye shadow seperti sinden kesiangan itu.
"Sorry, it's only a dog. So what? I wouldn't praise it more than a baby should have. It's only a dog," jawabku.
Kutarik
tangan Katelyn menjauh dari kerumunan tersebut. Si wanita
superdupercerewet dan sok cantik dengan high heel 10 inchi dan eye shadow
seperti sinden kesiangan itu mengomel dan marah tak keruan. Anak-anak
St. Paul juga ada yang turut mengomel.
Dunia ini sungguh tak
adil dan kejam. Kenapa lebih memihak kepada makhluk tuhan paling
menjengkelkan tersebut? Tahu enggak? Dulu aku pernah digigit anjing hingga
harus di suntik rabies. Saat itu aku baru SD kelas 2, pantatku menjadi
perhatian seekor anjing superjelekdanjahat. Dan serta merta saja dia
menggigit keras hingga rokku sobek dan bokongku berlobang, dan si
empunya anjing hanya melihat dari dalam rumah saja kemudian memanggil
masuk anjingnya tanpa melihat ataupun menanyakan keadaanku.
Ketika bapakku melabrak si empunya anjing, jawaban yang di diberikannya adalah, "Itu khan anjing tho pak, mau gimana lagi?"
Beruntung kemudian keesokan harinya didapati anjingnya telah terlindas truk.
So? It's only a dog, so what gitu loh???
0 comments :
Posting Komentar
Matur suwun wis gelem melu umuk...