Dikira Memplagiat Cerpen Anak

Cerita lama...terulang lagi...
Kalau sebagian dari konten di blog ini dicopy dan dikirim ke media itu sudah sekian kali, sekian lama pula. Padahal bagiku apa yang aku tulis di blog ini cuma umuk, wadul atau rasan-rasan. Kalaupun ada sesuatu yang lain yang berupa opini atau fiksi sebagian pernah dimuat di buletinku (yang aku buat bersama kawan-kawan organisasiku). Atau fiksi (puisi/cerpen) yang kebetulan laku nangkring di majalah/koran di Hong Kong. Atau mungkin sebagian tulisan dalam bahasa Jawa yang kebanyakan pernah dimuat di majalah Jaya Baya dan Panjebar Semangat.

Ada satu cerita lucu yang ingin aku tulis di sini. Ketika aku mudik pada lebaran kemaren ada seseorang yang mengirim inbox di FB-ku. Inbox tanpa kata-kata itu hanya berupa dua gambar. Ini pun aku ketahui setelah aku kembali ke Hong Kong (enggak internetan selama cuti sebulan di rumah).

Awalnya enggak begitu mudeng dengan apa yang dimaksudkan beliau. Dua foto tentang cerpen anak dalam bahasa Indonesia dan cerpen anak dalam bahasa Jawa, apa maksudnya? Hari berikutnya baru aku sadari ada "sesuatu" dari maksud pengiriman dua foto tersebut. Bahwa secara halus beliau sedang mempertanyakan keaslian dari tulisan cerita anak berbahasa Jawaku. Untuk lebih jelasnya simak dua gambar berikut:


Pada gambar pertama adalah cerpen anak berbahasa Jawa yang berjudul "Coro Boyongan" karyaku yang dimuat di majalah Jaya Baya pada JUli 2013 sedang pada gambar kedua adalah cerpen anak berbahasa Indonesia yang berjudul "Setelah Kamar Bersih" (tertera) karya Umi Kulsum yang dimuat di Kedaulatan Rakyat pada April 2013.

Coba sekarang cermati dua cerpen tersebut. Apa yang Anda temukan?
Ya! Cerpen anak itu sama persis! Hanya bahasa dan nama tokohnya saja yang berbeda.

Ok, sampai di sini mungkin Anda akan beranggapan sama dengan seseorang yang mengirim inbox di FB-ku kemaren dulu, iya khan? Beranggapan bahwa aku meniru cerpen di koran itu kemudian cuma mengalihbahasakannya saja, khan? Ya wajar saja. Itu karena bulan terbitnya beda. Cernak "Setelah Kamar Bersih" terbit tiga bulan lebih awal dari pada cernak "Coro Boyongan".

Lalu coba bandingkan dengan cernak saya dengan judul "Kecoak Pindah Rumah" yang ada di http://babungeblog.blogspot.hk/2012/12/cerita-anak-kecoak-pindah-rumah.html.

Bagaimana?

Sama persis ya?

Coba perhatikan tanggal posting cernak "Kecoak Pindah Rumah"

taraaaaaaaaaaa....!

14 Desember 2012 !


Masihkah Anda beranggapan sama? Hehehe...

Cerpen Kecoak Pindah Rumah pernah aku ikutkan lomba menulis cerpen ala Bobo tapi di-diskualifikasi karena dinilai temanya sudah umum. Aku pikir sih dari pada mubazir khan mending dipajang di blog gitu. Dan baru setahun kemudian kepikiran mengalihbahasakannya dalam bahasa Jawa lalu mengirimkannya ke majalah berbahasa Jawa, Jaya Baya, yang ndelalah kok ya laku dan dimuat. Lha mana aku tahu kalau ternyata cernak yang sudah di-reject itu bisa didaurulang kemudian dilempar ke koran dan kemuat? Lha wong lihat koran Kedaulatan Rakyat aja belum pernah je, gemana mau niru coba?!

Belum rejeki kali ya? Hehehe...
Eh rejeki nomplok juga sih karena udah dirasanin (jelek) dan disangka "anu" sama redaktur majalah dan seorang bapak yang menginbox aku. Udah gitu mau membela diri juga siapaaa yang bakal percaya, secara profesiku aja enggak meyakinkan, haha....!


**pesan moral yang aku dapat: Kembali ke tujuan ngeblog: wadul, rasan-rasan & umuk. Jangan posting fiksi :D


7 komentar :

  1. hahaha, asal nanti wadul dan umuk di blog gak dikirim ke koran juga, ntar dikira plagiat lagi. *mung wadul wae kok plagiat :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha...koran endi sing menerima?
      Pernah dicopy juga trus diposting seseorang di multiply-nya...hehe...lucu.

      Hapus
  2. Weleh Rie, wis mbok jawab urung nek crita asline malah jauh lebih awal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngomong/njelasin panjang lebar di awalnya juga beliau kayak gak percaya, ya udah. Trus saya suruh lihat di blog. Terserah beliau mau menyimpulkan apa.

      **jaga kesehatan Buuuu..!!!

      Hapus
  3. artikel2ku neng rumahkanker.com tau dicithak wong dadi buku, njur bukune tak tuku neng gramedia :D

    BalasHapus

Matur suwun wis gelem melu umuk...