Bila Babu Ngenet

Anda pernah mendengar istilah "babu ngenet"? Belum? Pengin tau tentang cerita ini? Bener? Ga nyesel? Siapkah Anda? Ada baskom? Ups kurang gedhe, ada ember? Waduh kegedean... Ehm!! Buat apaa???
😂😂

Ok, sekarang coba bayangkan, bayangkan seolah2 Anda melihat seorang babu berjalan melenggok pas di depan mata Anda. Rambutnya dikuncir, pake baju kebesaran yaitu kaos oblong plus kulot (celana komprang selutut). Di tangan kanan dia menjinjing belanjaan, trus di tangan kiri memegang erat tangan momongannya. Atau bayangkan Anda melihat seorang babu yang dengan tekunnya ngelus-elus ubin demi ubin di rumah tuannya, bayangkan juga Anda melihat dia dengan cucian seabrek, setrikaan setumpuk, bayi yang rewel, sedangkan jam 7 malam tet bos pulang dan mengharuskan dinner sudah siap saji di meja makan. Bisakah Anda membayangkannya? fuuhhhhhh....capek tauk!!

Nah, sekarang nih, coba bayangkan hal yang ringan ini, ketika semua pekerjaan sudah kelar, singkatnya rutinitas keseharian semua sudah dijalani dan tiba di ujung pekan yang pada keesokan harinya dia bisa menghirup napas kebebasan atau libur...
Bayangkan....


Cerita yang ini nih, bukan tentang babu2 yang mengisi waktu luangnya dengan berkarya dan berkreasi (lewat seni atau partime job), atau yang berdakwah keagamaan atau yang suka pamer "wah", melainkan mereka yang suka "mentelengi" kotak ajaib. Walah2 apaan tuh?? Itu lho kotak yang biasanya orang2 pinter kerjanya pakkai itu. Kotak yang bikin orang ketagihan. Lho kok? Kotak bikin ketagihan? Emang ada?

Si kotak yang kumaksud tak lain dan tak bukan adalah bernama keren komputer. Sungguh loh babu sekarang sudah pada melek sama kotak satu ini, dibela2in sampe bokong panas plus rada gepeng karena duduk berjam2 buat "mentelengi" kotak tersebut.

Si mbak yang bernama beken Endang Swazenneger misalnya, dia bilang gini: "Arjunaku ada di dalam kotak, aku dah duduk nemenin dia 4 jam lebih lho!"

Atau mbak Merry yang di paspornya tertera Mariyatun, dia bilang: "Laris banget aku hari ini ya."

Atau si Susan, babu kelas kakap yang punya body seperti Pamela Anderson, dengan baju minimalis dan tawa renyah kayak kripik tempe ketawa ketiwi seneng banget melihat sosis-sosis yang keluar dari bungkusnya.

Atau si Ana yang dongkol bukan kepalang karena sang cowok di dalam kotak tersebut nyuruh dia untuk tampil "berani" sehingga dengan keberanian luar biasa si Ana melemparkan jurus "spam" kepada sang cowok.

Atau si Heni yang paling hobi nyari artikel dan berita sana-sini.

Atau mbak Nur yang nangis sesenggukan karena ditinggal selingkuh pacarnya yang berada dalam kotak tersebut.

Atau di pojokan sana ditengah hiruk pikuk suasana, seorang babu yang nama jelasnya aku ga akan kasih tau, menyibukkan diri menjadi penghulu, mengawinkan kata menjadikannya anak beranak dan menyimpannya secara rapi dalam sebuah buku harian yang ada di dalam kotak tersebut. Sebuah buku harian yang walaupun tak bisa di tentengnya kemana-mana namun akan tetap utuh sampai kapanpun (blog).

Mbak Merry, Susan, Ana, Heni, Nur ataupun si mbak tanpa nama ini sama-sama berhubungan dengan kotak ajaib itu, sama-sama berhubungan dengan komputer. Cuma mereka lain maksud lain tujuan.
Ya, bukankah memang begitu? Setiap pribadi mempunyai maksud hati yang berbeda-beda. Jadi mengapa disamaratakan?

Begitulah bila babu ngenet. Sama seperti halnya Anda-anda yang bukan babu. Kita mempunyai tujuan/maksud yang beda-beda. Jadi mengapa disamaratakan?

Bila babu ngenet, so what gitu loh??!!

2 komentar :

Matur suwun wis gelem melu umuk...