Sadisme Ala Rie Rie

Wahai kawans, katakanlah aku adalah orang sadis. Biar bertambah koleksi orang-orang yang mengataiku dengan perkataan itu, sadis. Hanya karena sebuah sikap tegas yang ingin aku tunjukkan kepada orang lain. Agar aku tak gampang di permainkan atau di kibuli dan di bohongi atau di tipu ataupun di rayu sekalipun.

Minggu itu aku terlalu lelah, lelah selelah-lelahnya tubuh. Pekerjaan yang menumpuk karena bos yang berencana untuk boyongan rumah minggu depan itu menyita banyak waktuku termasuk hari minggu tgl 12 okt kemarin yang seharusnya menjadi hakku untuk libur. Dan adakah tempat untukku untuk mengadukan kelelahanku?

Sepulangku dari HAppy Valley, rumah baru bosku, aku mampir ke Cousewaybay untuk makan bersama 2 orang kawan karibku, Hindun dan Chamid. Setelah selesai makanku aku beredar meninggalkan kawan2ku dan berdiam sejenak di Cousewaybay di depan warung Sedap Gurih di bawah jembatan. Hari itu ramai seperti biasa, lalu lalang wanita2 cantik yang seprofesi denganku sedikit menghiburku, tetapi beberapa orang yang menghampiriku dengan senyum menawan dan tepukan lembut di pundakku membuatku marah. Kenapa?

post signature



Beberapa wanita yang membawa kotak menghampiriku. Sebuah kotak bertuliskan "Sumbangan Untuk Anak Yatim di Jatim" kemudian sebuah kotak lagi bertuliskan "Amal Jariah" sebuah lagi bertuliskan bismillah dan ayat2 lain yang kurang aku pahami, sebuah kotak lagi, lagi, lagi, dan lagi...lagi....
Aku marah!!

Wanita terakhir yang menghampiriku bernasip teramat sial hari itu, lepas dari entah berapa puluh dolar yang telah dikumpulkannya dari aksi penipuannya itu.

"Mbak sumbangannya," katanya.

Aku menggelengkan kepalaku dengan mata menatap tajam padanya. Masihpun dia bertahan di sekelilingku menyodorkan kotaknya dan meminta sumbangan kepada yang lain untuk kemudian kembali lagi padaku. Perlakuan yang sama diterimanya, aku masih menggelengkan kepalaku dan menatap tajam kearahnya. Dan kali ketiga dia datang padaku aku tak menggeleng lagi tapi diam. Dia mengulangi lagi kata -katanya 3 kali.

"Mbak sumbangannya,".

Sepi jawaban.

"Mbak sumbangannya,"

Kudiamkan saja.

"Mbak sumbangannya,"

Sungguh kawan, bersiaplah untuk mengatai aku dengan perktaan "sadis" atau kata lain yang mungkin kau anggap lebih tepat, silahkan saja.

Aku gak sabar lagi, kupegang tangannya. Aku bersiap untuk mempermalukannya.

"Sumbangan untuk siapa mbak," tanyaku.

"Sumbangannya mbak," katanya lagi.

"Iya, sumbangan untuk siapa? Bencana apa? Atau kalau untuk mendirikan masjid, masjid yang mana, dimana?" tanyaku beruntun masih memegang erat tangannya.

Dia diam tak bisa menjawab, tentu saja karena tak satupun dari kata-kataku yang di pahaminya. Dia bukan TKW dari Indonesia.

"Sekarang aku siap ngasih sumbangan mbak, tapi katakan dulu untuk siapa? Bencana apa? Masjid mana? Mbak ini dari mana? Organisasi apa yang mbak ikuti?" buruku.

Dia tidak bisa menjawab, ketakutan juga berada di wajahnya karena kerumunan segera saja berada di sekeliling kami. Aku mengulangi pertanyaan-pertanyaanku lagi, dan dia tidak menjawab juga. Bahkan berusaha lepas dari pegangan erat tanganku.

"Ooo..cah PL(philipine) kuwi mesti, lha ra isa ngomong Indo ngono," kata mereka yang mengerubuti.

"Iyo paling, pura-purane njaluk sumbangan, pura-purane kaya cah Indo wae, dasarr!!"

"Penipu kuwi!"

"Iyo saiki akeh sing njaluk sumbangan nipu-nipu thok,"

"Dasar ra duwe isin......"

Dan sebagainya, yang jelas dia tidak akan punya nyali lagi untuk menipu meminta sumbangan, setidaknya untuk hari itu. Tapi yang jelas dia telah mendorongku keras hingga aku terjengkang jatuh. Sakiiitttt banget, tapi aku puas bisa mempermalukan seorang penipu.


Masalah menyumbang adalah tentang keikhlasan dan aku benar-benar tidak ikhlas untuk memberikan sumbanganku kepada PENIPU.

4 komentar :

  1. waah.. ternyata mbak satu ini bisa kejem juga. tapi gpp mbak. memang yang sperti itu mesti di buat kapok.

    penasaran nih, yang minta sumbangan pake bahasa opo mbak?

    BalasHapus
  2. wah...ceritanya menarik utk di baca2...eh..tapi ku jadi sedih selesai baca , ternyata rie gi kena musibah di pungli tow, knapa ga di gampar aja sekalian, dia kan penipu dan orang pilipin lagi.

    BalasHapus
  3. Dirimu kejem tho rie..?
    Lah rasido tak jak rabi aaah...

    BalasHapus
  4. >>>wahyu riyadi, kejem bin sadis, hehehhe...takut ga? Dia cuma ngomong"mbak sumbangannya" gitu thok.

    >>nirmana, thanks dah baca lagi. Eitzzz Rie ga kena pungli kok, justru mempermalukan yg mau mungli.

    >>rawins, lhah piye tho??? kok ga sido ki piye? hiks...

    BalasHapus

Matur suwun wis gelem melu umuk...