Do It With Duit(Duit means money)


Yang namanya duit, enggak peduli duit siapapun itu enak rasanya. Duitnya pejabat, diplomat, aparat, penjilat, rakyat, orang mlarat semuanya enak. Oh iya dan tentunya termasuk juga duitnya TKW(ups! kaga' pakek akhiran -at, hehehe...).

Taruh deh, di negara yang apa-apa serba duit ini, dari sekedar untuk kencing sampai bikin bini orang bunting, semuanya UUD banget. Ujung-Ujungnya Duit. Gak peduli yang di ciduk itu duit dari hasil korupsi ataupun dari hasil meres keringat sendiri, pokok-e duit.

Dan alkisah di negara Betonesia(demikian saya menyebutnya)... Sebuah negara beton yang banyak mengimpor orang-orang Indonesia. Nama kerennya seh Hongkong tapi berhubung yang membuat cerita adalah babu ndableg yang pengin ngeblog jadilah...Betonesia.

Ok lanjut...!! Alkisah di negara betonesia, gonjang-ganjing yang sempet saya tulis pada postingan sebelumnya(lihat sini) menggelitik hati saya untuk menuangkan uneg-uneg kepala, daripada di simpen di kepala bisa-bisa menjadi kanker yang maha dasyat yaitu marah bin dongkol, so I spit it out!

Casting atau pencarian pemain lewat penyaringan bakat dan kemampuan berakting adalah suatu keharusan untuk mengawali pembuatan film. Karena ga akan asal-asalan aja ngambil pemainnya khan? Karena seharusnya pemain(sekalipun hanya sebagai pemeran figuran saja) mempunyai kemampuan berakting, demi kesuksesan sebuah film. Masalahnya kalau dalam proses casting yang tentu saja berjibun peminatnya itu di adakan sebuah pungutan liar yang mengharuskan para peserta casting untuk membayar sekian rupiah atau dolar sebelum mengikuti casting, lha apa ga' kebangeten tho? Sak jane sing butuh ki sapa?

Antara siapa yang butuh dan siapa yang dibutuhkan sepertinya menjadi rancu. Keinginan yang manusiawi sekali dari para peserta casting untuk menyalurkan bakat dan menjadi bintang sepertinya telah disalah gunakan oleh pihak perfilman(dalam hal ini film True Love). Ke-ilegalan pungutan untuk casting ini belum di ketahui oleh para TKW. Pikiran TKW itu praktis saja, dan karena kepraktisan itulah sehingga banyak pihak yang bisa mengemasnya dan memasukkannya dalam sasaran untuk memenuhi kantong pribadi. Mau contoh?? Lihat saja betapa gemuknya kecoak-kecoak peliharaan pemerintah yang berada di Terminal 3 Bandara Sukarno Hatta, gemuk sekali bahkan perutnya pun sama besarnya dengan ibu-ibu yang hampir mengeluarkan kepala orok.

Dan kali ini juga kepraktisan itu telah mempelopori adanya praktek konspirasi yang bukan hal baru lagi bagi TKW. Casting True Love's Conspiracy, wolaaaaaaaa!!

Berhitung sebentar, misalnya peserta casting sebanyak 200 orang, dikalikan HK$400 dolar yaitu sejumlah HK$80.000 atau Rp. 94,5 juta, wah! ckckckckck bisa untuk biaya hidup plus akomodasi seluruh kru pemain, sutradara dari Indonesia selama shoot di Hongkong tuh!! buseeetttt, enak bangett!!

Sedang Sang Sutradara yaitu Lola Amaria, menyatakan ketidak terlibatannya dalam kasus pungutan liar untuk casting tersebut, bisa dilihat disini http://lolaamaria.blogdetik.com/2008/07/17/siap2-bikin-film-baru/

Disana dia menjawab komen saya,

Untuk Rie Rie,
Saya ingin menjawab komen anda, “babu ngeblog”.
saya pribadi tdk mengetahui masalah di hongkong ttg casting tersebut, yg jelas tim dari indonesia berusaha utk merevisi skenario terlebih dahulu.

Saya pribad tdk terlibat sebagai produser tp hanya sbg sutradaara dan pemain, dan khusus tentan soal bayar cansting, itu diluar pengetahuan saya, karena tim sutradara blm lakukan casting di Hongkong. Dan baru akan berangkat kesana pertengahan agustus ini. Kalo pun ada pihak2 yg melakukan itu, itu murni bukan saya dantim saya.


Nah lho, nah lho????? Kok jadi berlibet?? Mbulet ruwet kaya dawet campur cawet?? Tim Indonesia atau tim Hongkong eh Betonesia itu apa tidak saling berhubungan? Gembar-gembor yang dari tim Betonesia bukannya telah di ketahui oleh tim Indonesia? Tidakkah sebaiknya di adakan klarifikasi mengenai hal ini, disiar dan dikonfirmasikan kepada semua biar jelas?? ndangdutan yuk...kubasuh tanganku dari debu yang menempel..uwo uwoooo....


9 komentar :

  1. Ngati-ati Rie.... Lola harus ngasih klarifikasi mengenai hal ini. Kalo nggak jelas, kamu klik aja emailmu di insert@transtv.co.id

    BalasHapus
  2. lah hkd 120 karo dhit remek2 kuwi apa rung cukup nek nggo ndhaptar kasting? utawa tukokke togel, yen ngepas nggo nggawe lakon pilem dhewe....

    BalasHapus
  3. >>omtri, maksute ngati2 apa iki??
    >>mbaureksane bonari, ora ana sing duwit utuh dhuwit receh khan yo podho wae dhuwitte tho? Anggere wae genep, wkwkwkwkwk...
    >>slamet widodo, lha mbuh iki. Sing Hongkong jare berhubungan karo Indonesia, sing Indonesia jare tidak tahu-menahu. Walahhhh...wes wegah karo tempe tho? hehehehe...

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum Wr. Wb.

    Salam sejahtera untuk semua rekan2 pekerja Indonesia di Hongkong

    pekenalkan saya, Dewi Umaya Rachman, seorang pekerja film Indonesia yang biasa terlibat di produksi film di Indonesia sebagai Producer, Line Producer, Post Production Producer, Editor.
    Film saya terakhir adalah Lost In lOve, yang mengambil lokasi suting di Paris, Perancis.

    Untuk film yang akan datang, rencananya kami akan memproduksi film yang bercerita tentang TKW dengan mengambil lokasi di Hong Kong. Saya sendiri sebagai Produsernya, Lola Amaria sebagai Sutradara, Kunun Nugron sebagan Sutradara 2, Kameraman Yadi Sugandhi dan penulis skenario Titien Wattimena.

    Sejujurnya, dengan peristiwa yang telah terjadi, sepeti yang telah ditulis oleh mbak Rie di 2 tulisannya di blog ini, Kami sebagai pekerja film indonesia, merasa telah dilecehkan.

    Tidak pernah ada dalam sejarah pekerjaan saya dalam produksi film Indonesia, melakukan pungutan2 liar seperti yang telah terjadi dalam proses kesting di Hongkong untuk film TKW (atau apapun judulnya nanti).

    Uang sebesar 94 juta sekian itu, yang disebut pada tulisan ini, tidak mungkin cukup membayar semua jerih payah, kerja, proses penciptaan atau apapun namanya yang akan kami lakukan di Hongkong, percayalah... :-)

    Segera kami akan hubungi dan klarifikasikan semua pihak2 yang telah terlibat dalam proses pengkestingan dengan pungutan di Hong Kong yang mengatasnamakan Lola Amaria dan film kami.

    Untuk menjawab dan meluruskan ini semua, Saya dan team akam memberikan keterangan dalam konferensi pers, yang Insya Allah akan kami gelar di pertengahan Oktober 2008.

    Mbak Rie, mohon ijin untuk mengkopi tulisan2 anda ini sebagai bukti kami, bila dikemudian harinya, indikasi adanya pelanggaran setelah proses klarifikasi nanti.

    Terimakasih
    Wassalamualaikum Wr. Wb

    BalasHapus
  5. to mbak Dewi Umaya, salam kenal kembali. Juga saya copas komen mbak di multiply saya agar semua teman saya yg dr hongkong tau.
    saya menyebutkan 94 jt sebagai perumpamaan, permisalan saja. Saya sendiri tidak tahu sudah berapa anak yg ikut casting sampai dengan hari ini(16 sept'08).
    mmm...Rie cuma heran saja ini mmm...kok pengklarifikasiannya dan jumpa persnya telat bulan ya...??

    BalasHapus
  6. Rie enak yo duwit Hongkong yen enak nyuwun...

    BalasHapus
  7. Dewi Umaya Rachman..kalau benar anda tidak terlibat dan tidak tahu menahu...maka anda wajib menindak tegas (summon) semua oknum yg terlibat . Jika anda tidak melakukan nya berarti anda memang terlibat dan tahu perkara ini, hanya saja bila masyarakat mulat mengujat anda perlu berkelit..Kita lihat aja perkembangan nya.

    BalasHapus

Matur suwun wis gelem melu umuk...