Sudah tak siang lagi, tidakpun sore. Matahari yang telah pergi dua jam yang lalu meninggalkan sepi. Sepi yang membuat gemuruh di dada ini semakin memuncak. Sepi yang membuat keakraban seorang ibu dan anak menjadi gumpalan-gumpalan awan yang diam karena angin tak jua datang untuk mengusirnya pergi dari birunya kalbu. Dan itu menyiksakan.
Tak lepas-lepasnya mata tua yang telah lelah itu menatap jalan-jalan kosong. Matanya lurus memandang sedang ku tahu hatinya disini, disampingku. Mencoba memahamiku dan gagal. Mencoba membujukku dan sia-sia. Mata...