iya
mengapa membiarkannya mengoar seperti kerbau liar
mengapa membiarkannya bernyanyi seperti perkutut manggung
bunuh saja dia
bunuh saja lelaki itu
yang menusuk paksa lubang kehormatanku
yang mengalirkan darah haram ke tubuhku
yang membungkam kebenaran dengan gemintang di kepalanya
bunuh saja dia
bunuh saja lelaki itu
yang mencengkeram gumpalan indah milikku
yang mengikat hatiku pada kepedihan tak berkesudahan
yang mencampakkanku di pinggir malam hampir masuk jurang
bunuh saja dia
bunuh saja lelaki itu
tak akan ada yang menyesal karena hilangnya
Kejem nian.
BalasHapushehehe... puisine kejem ya? sing penting khan bukan yg nulis.
BalasHapusberi ampun aku...
BalasHapusberi waktu aku...
aku tahu...
aku sadar...
aku khilaf...
aku mohon...
beri aku waktu...
beri lagi...
aku janji...
aku bersumpah...
demi langit demi bumi...
aku janji...
kembali ke jalan illahi...
(ini postingan balasan, bukan jawaban atau pembelaan oleh tersangka... ingat ini blogger, bukan ruang sidang... hehehe...)
>>triyanto, mbok nek mau mbuat puisi itu di blogmu sendiri to mas!!
BalasHapus