“No drugs No Regrets”
Tulisan No drugs no regret yang di barengi dengan gambar narkoba yang di beri tanda silang merah ini banyak ditemui terpampang di sepanjang jalan di semua district di Hongkong. Sebuah ajakan, himbauan, anjuran, saran menuju hal yang positif. Drugs, yang juga kita sebut sebagai narkoba(narkotik dan obat-obatan terlarang), belakangan ini perkembangan penggunanya kian bertambah, bukan hanya oleh warga Hongkong setempat namun juga oleh para pekerja/buruh migran yang mengadu nasibnya di sana.
Sebagian besar buruh migran yang datang dari Indonesia berprofesi sebagai wanita pembantu rumah tangga yang jumlahnya selalu meningkat setiap tahunnya akibat dari tuntutan pemenuhan kebutuhan keluarga juga GFMD(Global Forum on Migration and Development) yang dihalalanjurkan oleh pemerintah. Kelompok profesi pekerja ini berpeluang terkontaminasi oleh narkoba pada saat mereka mendapatkan cuti mingguan, karena pada hari tersebut mereka mendapatkan kesempatan penuh untuk berinteraksi bebas dengan lingkungan luar. Pada saat liburan, para buruh migran wanita ini berkumpul bersama teman-temannya, baik sesama teman dari golongan buruh migran dari Indonesia ataupun dari buruh migran non-Indonesia(berasal dari Nepal/Thailand/Srilanka/Pakistan/India dan lainnya) ataupun dengan teman yang adalah warga setempat.
Bukan rahasia lagi, adanya diskotik-diskotik yang menjamur di daerah Wanchai dan sekitarnya, yang menjadi pemasok kebutuhan tersebut. Disanalah umumnya pengenalan narkoba hingga transaksi narkoba dilakukan. Apalagi hal tersebut di tunjang dengan segala kemudahan seperti adanya diskotik yang memberi prioriti kepada buruh migran untuk memasuki diskotik tersebut berupa hak masuk gratis hingga bir gratis.
Pergaulan yang salah di barengi dengan konflik pribadi yang mungkin di miliki oleh buruh migran tersebut juga pengetahuan dan pemahaman yang minim akan bahaya dari narkoba menjadikan kompleksitas sekaligus apologi atas fakta pemakaian narkoba di kalangan buruh migran.
Di sini peran pendidikan yang memadai dan berkesinambungan bagi para buruh migran sangat diperlukan. Dan bukankah kata pak guru, terpengaruh itu lebih mudah daripada mempengaruhi?
(seorang teman bertanya padaku sejauh mana TKW/BMI-HK terpengaruh oleh narkoba dan mengapa? Aku belum mampu menjawab sejauh itu, maaf, ini hanya sekedar opini singkatku. Mungkin aku perlu belajar lebih dalam lagi sebelum menuliskannya...)
ini juga sekedar opiniku ajah lho ya, bahwa pekerja migran dimanapun negaranya sangat rentan yang namanya narkotika, pergaulan bebas.
BalasHapussaat teori mengatakan "narkotika itu dekat dengan pergaulan bebas" maka saya cuman bisa mengiyakan. sebab fakta di lapangan memang menujukkan hal seperti itu, meski tidak semuanya.
wew..baru tahu tkw ada juga to yang kena narkoba?
BalasHapussay no to drugs mbakk
BalasHapus