Banyak Kutu Buku di Hong Kong

Minggu selalu membawa keasyikan tersendiri bagi kawanku Ita. pemilik perpustakaan lesehan Pandu ini selalu menyambut Minggu dengan senyum manis dan hati yang kalau tidak berbunga-bunga ya berkembang-kembang. 

Dengan menyeret BMW item totol-totol putih ke pinggiran Victoria Park, wanita asal Purwodadi ini kemudian berhenti persis di depan eskalator yang menghubungkan Victoria Park dengan Hong Kong Public Library di daerah Causeway Bay.

Setelah menggelar bekas backdrop yang bergambar kepala psikolog, Irfan Bama (beliau diundang ke Hong Kong untuk memberi pelatihan untuk TKW-HK tahun yang lalu), maka seger
a dimuntahkannya semua buku dari dalam BMW.

Oiya, BMW hitam totol-totol putih ini adalah warisan dariku karena bosku sekarang membelikan aku Ferrari kotak-kotak.

Kumpulan bukunya yang kini mencapai 200-an seketika keluar dari BMW. (Be eM Wa-Be eM We mulu...yang baca jadi mumet tuh!) Okelah kalo bingung sama frase "BMW", yang aku maksudkan dengan BMW adalah keranjang belanja yang digeret itu lho. Mosok harus nulis keranjang belanja? Khan gak keren!

Nah, sekian menit setelah buku-buku itu didasarkan (dijejer) beberapa kawan sehabitat, yaitu habitat babu, curi-curi pandang hingga kemudian mak jleg berhenti dan mak prok jongkok di hadapan buku yang berbaris rapi itu.

Setelah pilah-pilih dan setelah mengintip endors dan sekelumit sinopsis plus membaca beberapa lembar, kemudian pilihan dijatuhkan.

ini bukunya
Well, aku gak akan menceritakan semua orang yang pilah-pilih itu, tapi hanya satu yaitu mbak (mbuh sapa jenenge) yang bertopi miring warna krem karena pilihannya ada pada buku yang aku kenal betul "The Souls Moonlight Sonata" karya mbak Wina Bojonegoro.

Aku masih ingat betul, akulah yang memberikan buku itu kepada Ita untuk perpustakaannya. Aku juga masih ingat betul saat kepulanganku 11 September 2011 lalu aku membawa 10 eks buku gres tersebut langsung dari sang novelis (eh enggak ding, pak Bonari Nabonenar yang mengambilkan).

Dan aku ingat betul betapa aku ingin banget hibah buku tanpa harus mengambil uang gajiku. Dan dengan ini aku meminta maaf kepada Dea Yuliana, Denie Kriting, Zhang Penawangan, Ida, Yayuk Wiyanti yang terpaksa harus membeli buku itu dua kali lipat dari harga aslinya. Lima buku yang lain aku hibahkan ke beberapa perpustakaan (dan uang gajiku enggak berkurang toh, ini licik apa pinter ya?) Seperti juga kini, kalau pengin ngasih buku ke perpus harus pakek uang di luar uang gaji, yang artinya entah aku harus jualan foto atau jualan tulisan atau nginstalin komputer atau menangin lomba atau pakek uang dari angpow, yang penting bukan uang dari gajiku.

Ok, kembali ke mbak yang bertopi miring warna krem. Aku sempat bertanya padanya beberapa hal. Juga saat buku itu dikembalikan.

"Kenapa pilih buku item itu mbak, khan gak ada gambar pornonya," tanyaku tanpa dosa.

"Walahhh....wakakakakakkk," jawabnya dengan ketawa sambil menutup wajah dengan buku.

"Lhah khan cuma item gambar biola, covernya biasa aja," kataku lagi (siap-siap ditimpuk sama mbak Wina).

"Aku khan gak baca covernya. Menurutku covernya keren sih, elegan gitu," jawabnya.

Aku ganti yang garuk-garuk lobang hidung. Elegan itu sing kepriye ta? Ntar pulang langsung browsing dah, pikirku.

"Emang bagus?" tanyaku lagi.

"Enggak tahu. Kayaknya iya," jawabnya.

"Yakin?" tanyaku lagi.

"Feeling orang yang gemar buku itu biasanya benar," jawabnya yakin.

!!*Gedubraakkkk...!! eh dia nyuri kalimatku dari mana? Ngutip dari mana? Perasaan kemaren dulu aku bersikukuh membela diri saat seorang kawanku mengejek kegemaranku mengumpulkan buku. Kawanku tuh tanya gimana aku tahu buku itu bagus atau tidak trus jawabanku ya kayak si mbak tadi itu. Buset dah!

*****

Dua Minggu kemudian

Secara gak sengaja ketemu si mbak dan si mbak senyum-senyum. Eh ternyata aku terkenal juga ya, seisi Victoria Park senyum-senyum kalau melihatku.

"Mbak resletinge durung dislerekne," kata mbak yang satunya.

"Wolaa...gedubraakkk...dian*uuukkkkk...!" makiku dalam hati.

"Eh mbak! Mbak yang suka buku porno itu khan?" tanya dia sambil cekikikan.

"Ha??" jawabku sambil melongo.

Yang bener aja?! Orang sealim aku ini lho! Yang punya blog terkeren sehabitat babu Hong Kong ini (Ge eR apa riya' nih?). Kalau video porno sih iya jujur pernah nonton (nah lho!). Tapi bentuknya buku porno yang kayak gimana aja aku gak pernah tahu je! (ini jujur juga lho!) Enak aja nih anak bilang gitu.

"Enggakk...candaa...," jawabnya sambil ketawa.

Aku lega. Nih anak ngerjain aku nih, pikirku.

"Bener lho mbak, buku yang item itu memang bagus," katanya.

"Item yang mana?" tanyaku.

"Yang gambar biola, The Souls. Membacanya aku dituntut tahu musik, enggak susah sih, soale bosku seniman," katanya.

"Ooo..," jawabku.

ini mbak Wina Bojonegoro
"Ada lagi dari pengarang yang sama?" tanyanya.

"Emang pengarangnya siapa?" tanyaku sok tidak tahu.

"Bojonegoro," jawabnya polos.

"Bojonegoro mah kota di sebelahnya Blora. Di Jawa Timur sono," jawabku.

"Lupa," jawabnya kemudian.

"Pakek Wina di depannya nggak?" tanyaku lagi.

"Iya! Iya itu! Wina Bojonegoro!" katanya diiringi tawa.

"Kumpulan cerpen kali! Ntar tak cariin," janjiku.

"Ok. Terimakasih," katanya.

Si mbak berlalu setelah mencium pipiku sambil merangkul sedikit erat (kebarat-baratan yah?).

***

Beberapa Minggu setelah itu.... 

Aku menepati janjiku. Korsakov, buku kumpulan cerpen karya pengarang yang sama, ada di empat (yang satu buat diriku sendiri) perpustakaan lesehan yang digawangi oleh kawan-kawan TKW Hong Kong.





eh? jadi pengin nulis soal perpustakaan lesehan milik temen-temen...



ups! ada yang rikues Ferrari kotak-kotakku!

ferrari kotak-kotak
 

9 komentar :

  1. Ayo wis suwe tak enteni tulisan tentang perpus lesehan itu je. Makasih postingan yang ini ya. Eh, Wina Bojonegoro itu apakah mbak Wina Karnie?

    BalasHapus
  2. @bu Tiwi, bukaaannn....Wina Bojonegoro ya Wina Bojonegoro. Itu ada di komen FB saya...

    BalasHapus
  3. mbak Ita juga punya perpus sendiri ya? keren ih
    mampir ya jeng :)

    BalasHapus
  4. @ivone, iya, udah jalan hampir setahun.
    @ayas, iya, ntar kapan2 ditulis. Ferrarinya udah taktempelin, hehe...

    BalasHapus
  5. Wiiih asik yo nek ada perpus lesehan gitu... keren...

    BalasHapus
  6. Wah saya sangat senang dengan Buku, dan juga membaca buku. Saya ada perpustakaan pribadi di rumah, dan buku bukunya masih sedikit.

    Keren sekali banyak jualan buku buku di Hongkong. Hiehiehiee. Boleh juga nih kapan kapan saya order buku sama Mba Rie Rie di Hongkong.

    Salam kebal eh kenal aja ya dari saya, Blogger Pontianak. Kalimantan Barat. Indonesia. Izin follow blog ini ya

    BalasHapus
  7. @tebak una, iya...inisiatif dari kawan-kawan yang ingin menularkan virus gemar membaca...
    @asep, iniperpustakaan lesehan yang bisa jadi juga untuk jual beli buku. Biasanya buku-buku dari Indonesia dikirim ke HK, lhah gimana mau pesen buku yg dari HK nih? hehehe...terimakasih atas kunjungan dan komennya...salam kenal kembali.

    BalasHapus
  8. Membaca postingane sampeyan gak bosen Yu...
    asyik dan renyah kayak rengginang, hehe...
    salam kenal dari orang yang tidak terkenal,

    Nurhadi asli Pekalongan Jawa Tengah
    (blogger byar pet, alias nek sempat dan mood aja nulisnya)

    BalasHapus
  9. ahahhahahaha aku ngakakkkkkkkkkk terima kasih yaaaaa kalo mau kapan2 ya kita bikin workshop menulis atau apa gituhhh di HK :)

    BalasHapus

Matur suwun wis gelem melu umuk...