Anda tahu Daming Sunusi? Saya baru tahu Selasa lalu. Dan saya merasa perlu untuk membuat postingan ini karena saya gagal melempar asbak ke mukanya.
Hakim ibaratnya
"Hukuman mati tidak layak bagi pelaku pemerkosaan. Karena pemerkosa dan yang diperkosa sama-sama menikmati."
Saya benar-benar merinding sewaktu membaca berita pernyataan itu. Bercanda? Ah yang bener saja! Orang bercanda juga ada tempatnya.
Kendati permintaan maaf juga telah dilontarkannya karena mungkin semalaman dia telah berfikir (utamanya itu menyangkut berhasil tidaknya dia meraih posisi hakim agung) dan baru menyadari bahwa dia dilahirkan dari rahim seorang perempuan dan bukan dari rahim kadal atau buaya ataupun srigala, namun saya yakin hati masyarakat (perempuan pada umumnya) sudah terlanjur tersakiti. Kendati memaafkan itu bukan masalah yang mustahil namun tetap akan mengingat tinta hitam yang keluar dari mulut seorang bapakyang juga mempunyai anak perempuan ini.
Memang, manusia itu tidak ada yang sempurna, khilaf dan salah adalah tempatnya. Maka buat apa pula ada pengadilan kalau semua salah bisa dianggap sebagai suatu kekhilafan? Toh penghuni tempat terhormat (pengadilan) tersebut adalah manusia-manusia yang kurang
Dan maling uang rakyat atau koruptor pun tak perlu penjara, karena kasihan banget, sudah kaya kok dipenjara. Atau anak pejabat yang menabrak mobil hingga menewaskan seorang bapak dan seorang bayi juga tak perlu dipenjara. Kasihan, dia khan masih kuliah, lagian ketiak bapaknya terlalu wangi untuk disibak.
Saya (dan kebanyakan masyarakat) telah krisis kepercayaan kepada penggede praja. Meragukan kinerja mereka selama mereka hanya memikirkan masalah perut dan di bawah perut saja.
Atau pula saya harusnya menyalahkan guru bahasa Indonesia, yang gagal memberi pengajaran berbahasa Indonesia yang baik dan benar kepada mereka sehingga mereka hanya cakap menguap, tidak cakap bercakap, bercakap yang menggunakan hati dan pikiran. Ataukah guru agama dan guru BP, yang gagalmemberi bimbingan rohani kepada mereka.
biar nanti dia ngerain sendiri ketika anggota klrganya jadi korban pemerkosaan, biar melek matanya...aaiiihhhhhhhh
BalasHapusdisana tempat lahir betaaa......
BalasHapuspernyataannya memang sangat tidak pas ...
BalasHapusBenar Pepatah MULUTmu Harimaumu, kini mulut Daming dihajar cacian dari mulut ribuan orang. Ucapan pun menggambarkan prilaku seseorang, jadi aku ga yakin sama Daming sebagai sosok Hakim bisa beri keadilan
BalasHapusYa, memang pernyataanya salah mbak. dan disini kita semua udah teriak" untuk supaya dia dihukum atau paling tidak gagal jadi hakim agung.
BalasHapussatu hal yang bisa dipetik, jangan mehakimi seseorang dengan begitu saja. Daming hanya satu dari 1000 potret hakim di indonesia yang sama perkataan'a ketika dipengadilan. Daming hanya yg tersorot di kamera dan 1000 tidak
BalasHapusSaya pun kaget juga membaca berbagai tayangan berita di TV swasta di Indonesia tentang celotehan sang calon hakim agung itu. Ini jelas sudah melanggar kode etik calon hakim agung, dan menurut saya sudah jelas harus dihukum karena ucapannya itu
BalasHapusSembrono banget emang si Daming...
BalasHapusSetuju mbak sama pendapatmu, jangan jangan dia pernah... :p
ya begitulah, otak dipintarkan, tapi mulut dibodohkan, omongannya jadi nggak tersaring dengan benar..
BalasHapusJudule mbok jangan "mari memperkosa Daming". males banget merkosa dia. dikebiri aja :D
BalasHapussetuju sama mbak, dia hakim yang berpendidikan tapi ucapannya busyet bikin emosi aja deh
BalasHapussip deh,,
BalasHapus