Temenku Bilang Aku Tidak Akan Masuk Surga

Iya, temanku bilang aku enggak akan masuk surga. Itu disampaikannya kemarin dalam telponnya padaku. Aku tertegun, apa iya? Masa iya? Lhah di surga khan ada malaikat Jibril yang guanteng. Trus kalau aku enggak bisa masuk surga gimana dong?

Kalau cuma ga ketemu dengan Primus atau Jeremy Thomas atau Andy Lau atau Tom Cruise saja sih enggak masalah, lha tapi ini malaikat jibril jew, hiks.

Perdebatan antara aku dan dia (namanya ga usah disebutin deh ntar dia marahin aku) bermula ketika dia dengan antusiasnya menceritakan tentang planning dia untuk mengikuti acara akbar yang digelar oleh Indonesia yang merembet hingga ke Hong Kong, acara itu tak lain dan tak bukan adalah...PEMILU! Huweeeks!

KJRI-Hong Kong mengadakan pemilu juga dengan cara/prosedur yang telah ditentukan. Seperti halnya WNI di Indonesia, TKW-HK juga memiliki hak yang sama, hak pilih yang sama. Dan pemilu itu diadakan bulan April depan.

Nah saat dia berapi-api menceritakan dan menjelaskan tentang hal tersebut, aku malah asyik nyalain kompi dan seperti biasa, mengunjungi blog tersayangku, www.babungeblog.blogspot.com dan menyalakan volume kompi tertinggi alias full volume sehingga lagu Tul jaenak yang menjadi lagu wajib dari babungeblog terdengar nyariiiing sekali. Temanku marah, maraaaaah sekali.

Temenku: "Kamu WNI bukan sih?"

Aku       : "Setahuku aku TKW."

Temenku: "TKW tapi WNI juga khan? Kamu ingin bangsa kita maju ga sih?"

Aku       : (cuek banget)...mmm...menurutmu kira-kira lagu apa yang bisa buat ganti lagu wajibnya Babu Ngeblog?"

Temenku : "Soi yan ah lei(anak bodoh)! Blog mulu yang kamu pikirin, sekali-kali mikir negara napa?"

Aku         : "Yang mikir negara udah puluhan partai jeng."

Temenku : "Rugi deh kamu tiap hari ngenet, tahu ini itu tapi ga sedikitpun punya rasa nasionalisme." (terdengar sombong plus sinis)

Aku        : "Bisakah kamu menjamin kalau Juni nanti saat aku tiba di Bandara Sukarno-Hatta aku akan di akui sebagai WNI? Khan paling mereka menggiringku ke terminal 3 karena aku TKW, ya to??(aku berencana pulang cuti  bulan juni nanti)

Temenku: "Semprul! Lha emangnya kamu bukan TKW meh? Khan emang kayak gitu prosedurnya, aku dulu pas pulang juga gitu."

Aku       : "Lha khan? Hahahaha.... Lha khan aku emang TKW! Dan TKW saat di bandara bukan WNI, tapi saat pemilu mendadak dimasukkan dalam neraca WNI wajib nyoblos, haha...!"

Temenku: "TKW gendeng! Edan! Semprul! Tukang ngeyel!(temanku jengkel rupanya)

Aku       : "Kenapa aku ditanyai tentang hakku hanya pada saat pemilu bukan saat kepulanganku ke Indonesia? Kenapa hakku begitu penting di saat pemilu dan bukan disaat aku menginjakkan kakiku ke tanah airku sendiri atau di saat aku mempunyai masalah dengan agenku atau bosku, misalnya?"

Temenku: "Berarti kamu ga peduli dengan masa depan bangsa ya?"

Aku        : "Aku punya facebook lho." (jawaban yang ga nyambung)

Temenku: "Lha apa hubungannya pemilu ama facebook?"

Aku       : "Hubungannya buanyaaaaaaakkk! Lihat aja calon-calon presiden itu, mereka juga punya facebook. Lha aku ini "katanya" pahlawan devisa masak kalah ama calon presiden? Mereka khan baru "calon" lha aku lho sudah dinobatkan sebagai pahlawan. (jawaban yang semakin ngaco)

Temenku: "Wong edan, ga nasionalis blas!"

Aku      : "Nasionalis itu seperti apa? Yang kayak apa? Nasionalisme itu disini." (aku nunjukin dadaku, tapi sayangnya temenku ada di telpon jadi ga bisa melihat)

Temenku: "Mana? Di mana?"

Aku       : "Di dada sini."

Temenku: "Dan dadamu rata, kosong!"

Aku       :  "Enggak lah...emang 32 seh tapi khan cup-nya D, hehehe...(jawabannya semakin ngaco) Maksudku kalau mau ditanya tentang nasionalisme, yang tahu jelasnya cuma diri pribadi, masing-masing, jujur aja gitu lho. Mahasiswa-mahasiswa demo ini itu pas mereka jadi mahasiswa, tapi pas udah lulus trus cari kerja, mereka juga sikut sana sikut sini. Trus rasa nasionalismenya itu lari ke mana? Menguap? Calon presiden itu tiap kali ada massa trus beronani politik...eh sorry...berorasi, berpidato janji ini itu, sementara prakteknya gimana?..atau setelah menang gimana?"

Temenku : "Khan ga semua gitu, makanya kita ikut pemilu untuk milih yang bener-bener gitu."

Aku         : "Aku berdoa buat kebaikan Indonesia aja dah, kalau ntar pemimpinnya cuma jadi pemimpi saja dan ga bisa mimpin, kudoakan facebook atau situs mereka kena heck.(jawabku sungguh2)

Temenku: "Jadi kamu milih jadi golput gitu?"

Aku        : "Aku milih yang terbaik buat Indonesia."

Temenku: "Lha trus yang terbaik yang mana dong kalo kamu ga milih, kamu ga mau masuk surga ya?"

Aku        : "haaa??? (bengong, serta merta mematikan kompi)

Aku        : "Lha ada hubungannya to?"

Temenku: "Gak tau fatwa haram golput ya? Kirain kamu tiap hari ngenet udah tau segala info, haha!" (terdengar tawa kecil yang bernada ejekan)

Aku       : "Oooo...itu toh? Ya tau, tapi masak sampek aku ga bisa masuk surga?" (pertanyaan tanpa dosa)

Temenku: "Ya itu menurutku sih, karena berbuat sesuatu yang diharamkan khan berdosa, dosa...masuk neraka bukan surga. Sukurin lho!"

Aku       : "Maksumu? Gak bisa ketemu malaikat jibril yang ganteng bin keren itu?" (broken heart deh)

Temenku: "Huuhhhhh!! Rie Rieeeee....!!! 30 menit percuma nelpon kamu!" (kemudian...tuuutttttttt...tuutttttt....tuttttt, telpon terputus)


Ah apa iya?? ga bisa masuk surga? ga bisa ketemu malaikat jibril? uhuk uhukkkk.....

1 komentar :

  1. Hahahahaha....wes jannn...lucu tenan. Sampe arep kepuyuh2 moco iki....Gemblung ahh mbak koncomu kuwi. Mbok aku dikenalne tak nggo hiburaaaaannn

    BalasHapus

Matur suwun wis gelem melu umuk...