Beraraklah Awan Pilu



Jumat tgl 26 Okt kemaren aku mendapat sebuah buku, kiriman dari bang Latip yang ada di Malaysia sana. Merupakan keberuntunganku menemukan blog bang Latip(www.latiptalib.blogspot.com), karena ternyata beliau itu orang tersohor di Malaysia. Novelis yang bergelar datuk tapi lebih suka dipanggil pak atau bang ini merupakan penulis novel perjuangan sejarah islam. Beraraklah Awan Pilu memenangi tempat ketiga hadiah Sastra Kumpulan Utusan pada 2005(Malaysia tentunya). Novel berkategori remaja yang sarat akan pesan positif ini ternyata di dasari oleh pengalaman pribadi beliau.
Novel ini setebal : 246 halaman, terbitan Exxon Mobil.

RINGKASAN CERITA
Dalam novel tersebut menceritakan tentang... Syafiq seorang pemuda Malaysia yang berkelana untuk mencari bapaknya ke negeri Brunei. Dia hanya berbekal sebuah cincin kawin, selembar foto mendiang ibu dan bapak yang sedang dicarinya dan beberapa uang saja. Di atas pesawat yang membawanya ke Brunei dia berkenalan dengan Marissa, seorang gadis yang sombong.

Perangai Shafiq yang sopan dan santun serta kepercayaannya kepada Tuhan membawakan dia dipercayai dan didoakan oleh setiap orang yang ditemuinya di jalan.
Mungkin adalah keberuntungan karena dia bertemu dengan Marissa lagi, kali ini ban mobil si gadis kempes tertancap paku, sedang mesin mobilpun susah dijalankan. Shafiq membantunya. Sepeninggal si gadis itu ditemukannya sebuah dompet,milik si gadis yang terjatuh. Dan karena Shafiq adalah pria yang jujur maka di kembalikannya dompet tersebut kepada pemiliknya.

Lagi-lagi sebuah keberuntungan, Dato'Mansor/ayah Marissa mempunyai wajah yang serupa dengan foto bapaknya(bapak Shafiq). Shafiqpun berniat untuk mencari tahu kebenarannya, diterimalah tawaran untuk menjadi sopir di keluarga itu.
Perangai Dato' Mansor dan Datin Siti amatlah beda. Kalau sang Dato' adalah orang yang ramah dan berbelas kasihan, maka Datin adalah seorang yang sombong dan suka merendahkan orang sama halnya dengan Marissa.

Berbagai suka duka dijalani di keluarga tersebut, Marissa pun melunak dan berubah perangai terhadap Shafiq. Sedang Datin masihlah sama. Sampai akhirnya Dato' tertusuk pisau oleh ulah penjambret sekeluarnya dia dari sebuah Bank, Demi menolong nyawa sang Dato', Shafiq mendonorkan darahnya. Darah yang sama rupanya benar-benar mengalir dari tubuh mereka.

Hal yang menimpa Dato' Mansor itu membawa perubahan dalam diri Datin, beliau sedikit melunak hatinya. Dan sekembalinya sang Dato' membawa pengakuan. Diceritakannya kepada Datin kalau di pernah menikah di Malaysia dan bahwasanya Shafiq adalah anak kandung satu-satunya(Marissa hanya anak pungut).
Damai di keluarga Dato' Mansor. Namun Shafiq berkeinginan untuk pulang ke Malaysia. Meneruskan cita-citanya. Sebulan kemudian Dato/ Mansor, Datin Siti dan Marissa menyambangi Shafiq di kampungnya. Sebuah hajatan dilakukan untuk mendoakan mendiang Kalsom(ibu Shafiq) dan juga untuk membenarkan cerita tentang siapa bapak Shafiq yang sebenarnya. Maka telah beraraklah awan pilu.

TANGGAPAN SAYA TENTANG NOVEL INI
Judul yang bagus, sesuai sekali dengan isi cerita. Novel ini di tulis dengan gaya bahasa yang sederhana tapi mengena. Bahasa Melayu dan bahasa Indonesia tidaklah jauh beda. Hanya saja mungkin ada beberapa kata yang tidak lazim digunakan di Indonesia dan itu membuat saya membacanya berulang-ulang untuk mendapatkan maklumat yang sebenarnya(mungkin juga karena saya terlalu bodoh).
Gaya tarik dari novel ini menurut saya adalah kemampuan bang Latip untuk menyisipkan tentang bencana yang menimpa Aceh dan juga sejarah tentang negara-negara terdahulu. Dan juga pesan-pesan positif keagamaan(islam) tanpa perlu menuliskan dalil-dalil islam kedalamnya.

BUAT BANG LATIP
Kabarnya novel-novel bang Latip hendak diterbitkan di Indonesia, selamat/tahniah!!
Semoga mereka(orang-orang di Indonesia) sama antusiasnya seperti saya. Dan semoga bang Latip diberi kesehatan untuk terus berkarya. Amin.

0 comments :

Posting Komentar

Matur suwun wis gelem melu umuk...